SOLOPOS.COM - Pasar Gede Solo (Dok/JIBI/Solopos)

Sisi lain Pasar Gede diangkat dalam garapan film panjang berjudul Sargede Kumandang oleh sutradara Solo Iswahyudi Tedjo Yuwono.

Solopos.com, SOLO--Sisi lain Pasar Gede diangkat dalam garapan film panjang berjudul Sargede Kumandang oleh sutradara Solo Iswahyudi Tedjo Yuwono. Tak sekadar cerita sejarah dan kebudayaan, sutradara sekaligus produser yang akrab disapa Uud ini mengulas ulang isu-isu sosial pasar selama lebih dari satu jam. Konflik ekonomi, percintaan, hingga keberagaman budaya yang menjadi bagian dari sejarah panjang pasar. Untuk mengangkat sisi lain Pasar Gede, Uud memasukkan konflik antara penjual dawet bernama Aning dengan preman pasar, Kenthus.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Serta persahabatan dua pemuda Jawa dan Tionghoa. Kisah Pasar Gede kemudian ditutup dengan puncak perayaan Imlek dalam Grebeg Sudiroprajan yang digelar tiap tahun. Sesuai dengan aktivitas sehari-hari pedagang dan pembeli, semua adegan menggunakan Bahasa Jawa. “Kenthus ini yang saya gunakan sebagai aktor yang mengantarkan kita pada semua sudut pasar,” kata dia.

Saat diwawancara solopos.com di Hartono Mall Solo Baru, Selasa (10/10/2017), Uud mengatakan ide dasarnya dari naskah teater karya Bambang Sugiarto dan Wiharto berjudul Pasar Gede. Namun narasi cerita tidak sepenuhnya diambil dari karya tersebut. Tak hanya dari naskah teater, riset pendek dan wawancara juga dilakukan untuk menguatkan latar belakang ceritanya. Uud mengatakan proses shooting film bagian dari tugas akhir ujian Prodi Penciptaan Film Pasca Sarjana ISI Solo ini dilakukan dua kali.

Prosesnya dimulai dengan pengambilan video Grebeg Sudiro pada akhir Januari. Setelah itu ia baru melakukan shooting adegan di pasar beberapa bulan lalu. Dengan melibatkan para pemain dari Solo dan Jogja. Salah satunya seniman Solo Sosiawan Leak yang memerankan sosok Kenthus. Film keenam Uud ini ditayangkan gratis di Platinum Cineplex Hartono Mall, Selasa, siang setelah diujikan kepada para pembimbing.

Sebelumnya ia juga menggarap beberapa film tetapi karya-karya dokumenter. Meski belum tayang secara luas, Dosen Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) ini mengatakan akhir karyanya bakal diputar dalam Festival Film bergengsi di Taiwan akhir Oktober.

“Film ini menggambarkan pasar secara umum. Namun keberagaman Pasar Gede dengan berbagai suku budaya menjadi poin utama karya ini,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya