SOLOPOS.COM - Bupati Karanganyar, Juliyatmono, menjadi khotib dalam Salat Id di Alun-Alun Karanganyar beberapa tahun lalu. (Istimewa)

Solopos.com, KARANGANYAR — Sebagai seorang Bupati Karanganyar, Juliyatmono tentu sering berpidato dalam berbagai acara, baik acara formal pemerintahan maupun acara nonformal. Materi yang ia sampaikan dalam pidatonya pun sangat beragam, mulai dari masalah sosial kemasyarakatan hingga masalah ekonomi.

Namun, pria yang akrab disapa Yuli ini tak cuma pandai pidato, ia juga rajin memberikan ceramah dalam berbagai kegiatan keagamaan. Seprti menjadi khotib Salat Jumat, khotib Salat Id, pengajian dan lainnya. Terkini, Bupati Yuli akan menjadi khotib dalam Salat Idulfitri 2020 di Masjid Agung Madaniyah Karanganyar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menjadi seorang khotib pada salat Idulfitri nanti bukan jadi pengalaman kali pertama Bupati Yuli. Sudah puluhan kali ia mengisi khutbah salat Id. Di periode pertamanya, baik Juliyatmono maupun Rohadi Widodo yang saat itu menjabat Wakil Bupati, sangat sering memimpin dalam Salat Idulfitri atau Salat Iduladha.

Bagi Yuli, ceramah sudah menjadi passion di dalam kehidupannya jauh sebelum menjadi bupati atau politikus. “Ceramah itu sudah passion saya. Saya dibesarkan oleh Muhammadiyah. Sejak 1988 saya sudah mengabdi sebagai guru di SMA Muhammadiyah di Karanganyar sehingga saya sudah biasa menyampaikan pikiran-pikiran [di depan siswa atau di depan orang banyak],” ujar warga Desa Ngijo, Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar ini kepada Solopos.com, Rabu (27/4/2022).

Baca Juga: Bupati Karanganyar Juliyatmono Siap Maju Jadi Anggota DPR RI

Saat masih jadi guru, ia sudah terbiasa memberikan ceramah di lingkungan-lingkungan kecil. Kemampuannya ini kian terasah seiring banyaknya aktivitas di organisasi kepemudaan yang ia ikuti seperti Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI), karang taruna, resimen mahasiswa (menwa), dan sebagainya.

Malah, laki-laki kelahiran 1966 ini pernah menjajal kemampuannya berbicara di depan umum dengan mengikuti lomba pidato Keluarga Berencana sekitar tahun 1990. Saat itu ia mewakili Provinsi Jawa Tengah hingga masuk nominasi.

“Dari ceramah-ceramah kecil dan berbagai aktivitas saya di organisasi kepemudaan itu, saya mulai diundang untuk mengisi pengajian,” ujarnya.

Sementara itu, materi agama untuk bahan ceramah lebih banyak ia dapatkan dari buku. Saat ini, ia menambah referensinya dari para ulama dan cendekiawan melalui saluran YouTube atau website.

Baca Juga: Partai Golkar Karanganyar dan Sragen Siap Bawa Juliyatmono ke Senayan

“Buku, pakar, tokoh semuanya saya jadikan sumber ilmu,” ujar Juliyatmono yang memulai karier politiknya sebagai anggota DPRD Karanganyar pada 1997.

Hingga kini menjabat sebagai bupati, Yuli masih menjalankan hobinya di berbagai kesempatan. “Sekarang saya menjadi bupati tidak harus mengajak kebaikan dalam segmen ceramah. Dalam berbagai kesempatan saya bisa menyampaikan pesan-pesan agama. Fasilitas yang saya miliki saya gunakan untuk memudahkan saya lebih dekat dengan masyarakat,” ujarnya.

Pada sisi lain, ia punya harapan agar organisasi masyarakat (ormas) Islam seperti Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, LDII, dan MTA melalui para pemukanya terus bersatu memajukan Karanganyar dan bangsa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya