SOLOPOS.COM - Sejumlah warga berolahraga di kawasan Sirkuit Boyolali, Jl. Semarang-Solo, Mojosongo, Boyolali, Minggu (24/10/2021). (Solopos.com/Cahyadi Kurniawan)

Solopos.com, BOYOLALI—Minggu pagi menjadi hal yang ditunggu-tunggu bagi Manggala Arva Prabowo. Dari rumahnya di Sawit, atlet cilik voli itu  biasa datang bersama ibunya ke Sirkuit Boyolali untuk berlatif fisik mulai pukul 06.15 WIB.

Latihan fisik itu diisi dengan lari dan split. Arva biasanya lari memanfaatkan jogging track di dekat sirkuit. Saat beranjak naik, ia berlari di trek aspal yang biasa dipakai balapan gokart atau motor.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Arva dan ibunya mulai kerap mendatangi sirkuit ini beberapa pekan terakhir. Bocah umur 11 tahun biasa berlatih hingga pukul 08.30 atau pukul 08.00 WIB. Di tepi trek aspal, ibunya menunggui sembari duduk-duduk.

Baca Juga: Jumlah Ponpes di Klaten Terus Meningkat, Kini Mencapai 100-an

Ekspedisi Mudik 2024

“Di sini lebih aman karena terpisah dari jalur kendaraan umum. Selain itu outdoor jadi lebih aman apalagi pas pandemi seperti. Sinar mataharinya juga full,” kata Arva, saat ditemui Solopos.com di Sirkuit Boyolali, Jl. Semarang Solo, Mojosongo, Boyolali, Minggu (24/10/2021).

Tak hanya Arva yang berlatih fisik di sana. Sejumlah anak-anak juga terlihat bermain sepatu roda secara berkelompok. Mereka mondar mandir di trek lurus sepanjang sekitar 141 meter ini. Ada yang ditemani keluarga, ada pula yang hanya berdua saja tanpa ditemani orang dewasa.

Sebagian pengunjung lainnya memanfaatkan trek aspal itu untuk jogging, senam, atau sekadar jalan santai mengelilingi trek sepanjang 1,3 kilometer ini. Makin tinggi mentari pagi, makin ramai situasi di sirkuit. Peluh membasahi orang-orang yang berlalu lalang di sana.

Baca Juga: Viktor Laiskodat Lulus Doktor UKSW, Angkat Disertasi Wisata NTT

Sementara, di kawasan parkir dekat sirkuit diisi beberapa mobil dan sepeda motor pengunjung. Di tempat teduh dekat pohon di sana, sekelompok orang terlihat duduk-duduk bersama menikmati sarapan.

Penjual cilok dan martabak jadul juga dikeliling anak-anak dan para ibu yang sedang jajan. Kondisi ini tak pernah terlihat dalam dua-tiga bulan terakhir ketika Boyolali dan banyak daerah di Soloraya mengalami lonjakan Covid-19 luar biasa akibat varian delta.

Pengunjung lainnya, Enki Triana, warga Boyolali, juga memanfaatkan sirkuit itu untuk menemani anaknya berlatih sepatu roda. Anaknya biasa berlatih bersama sebuah klub di Manahan Solo. Namun, sejak berlakunya PPKM, arena berlatih di Solo menjadi sepi.

Baca Juga: Gubernur NTT Viktor Laiskodat Raih Gelar Doktor dari UKSW Salatiga

Kemudian, ia sempat menemani anaknya berlatih di kawasan Alun-alun Utara Boyolali. Namun, kawasan itu dinilai terlalu ramai. Banyaknya kendaraan bermotor lalu lalang membuatnya khawatir terhadap risiko keselamatan anaknya.

“Terus pindah ke sini. Di sana [Alun-alun Lor] banyak juga yang olahraga. Tapi di sini lebih leluasa. Treknya kan bagus karena dirancang untuk sirkuit balapan. Juga aman,” tutur Enki.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya