SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Sebagian warga Dusun Bronggang, Argomulyo, Cangkringan pascaerupsi Merapi sudah kembali ke tempat tinggal lama. Warga yang rumahnya hancur dilalap lahar panas Merapi memilih tinggal di hunian sementara Kuwang. 

Meski erupsi setahun berlalu, warga yang tinggal di rumah lama dan hunian sementara kini diminta waspada. Pasalnya mendung pekat di kawasan Merapi bisa berarti bencana, banjir disertai material mengancam sewaktu-waktu.
Penduduk bantaran sungai pun bersiap sewaktu-waktu mengungsi.

Promosi Pramudya Kusumawardana Bukti Kejamnya Netizen Indonesia

Informasi soal ancaman lahar, kapan harus mengungsi dipantau melalui pesawat komunikasi genggam alias handy talkie (HT). Selain itu alat early warning system (EWS) yang dipasang pemerintah diharapkan bisa menjadi tumpuan warga.
Salah satu EWS aktif yang kini terpasang terletak tak jauh dari batu besar Bronggang. Empat pengeras suara dipasang di puncak menara setinggi kurang lebih 10 meter. Suara dari pengeras suara bisa menjangkau 500 meter.
“Alat ini sudah bisa bunyi kalaua mau ada banjir. Coba saja bunyikan kalau ingin bikin penduduk geger [gempar],” kata salah satu warga Bronggang, Supomo kepada Harian Jogja, Kamis (20/10).

Alarm EWS ini bisa dibunyikan secara manual. Saat terjadi erupsi Merapi besar tahun lalu alat ini rusak. Kemudian diperbaiki dan dimanfaatkan warga masyarakat sebagai pertanda bahaya banjir lahar.

“Saat banjir dingin lalu sudah dipakai, ini jadi penanda keselamatan warga,” imbuh pria yang menjadi juru parkir kawasan wisata lava air panas Bronggang tersebut.

Selain pengeras suara EWS, peringatan bahaya banjir bisa diumumkan melalui pengeras suara masjid. Menghadapi musim penghujan, simulasi penyebaran informasi bahasa melalui masjid sudah dilakukan beberapa waktu lalu di Dusun Jetis Argomulyo.

Camat Cangkringan, Samsul Bakri mengatakan sosialisasi bahaya lahar dingin terus dilakukan. Tujuannya untuk menekan korban jiwa. Sosialisasi yang diberikan adalah cara menyelamatkan diri dan paham akan bahaya.

Pengalaman banjir lahar awal tahun ini banyak warga yang enggan mengungsi saat banjir. Alhasil, mereka banyak yang terjebak di kubangan lumpur panas sehingga harus dilarikan ke rumah sakit.(Wartawan Harian Jogja/Akhirul Anwar)

HARJO CETAK

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya