SOLOPOS.COM - Teknisi sedang memperbaiki panggung Solo International Performing Art (SIPA) yang ambruk di benteng Vastenburg, Solo, Sabtu (13/9/2014). Seorang pemain musik terpaksa mendapat jahitan di kepala di RS Kustati dan beberap orang luka ringan dalam insiden tersebut. (Sunaryo HB/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO- Agenda rutin Pemerintah Kota (Pemkot) Solo, Solo International Performing Arts (SIPA) 2014 menelan satu korban luka parah, pada saat gladi bersih penutupan, Sabtu (13/9/2014) sore. Korban tersebut adalah pemain keyboard Harmonia Orkestra, Aventina Kurniawati.

Venti panggilan akrab Aventina, terbaring lemah di kamar V, ruang Al Firdaus, Rumah Sakit Kustanti, Pasar Kliwon, Solo saat ditemui Solopos.com.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Memakai kaos putih, Venti hanya tertidur menahan sakit di kepalanya. Pada bagian luka di kepala Venti sepanjang 8 centimeter terlihat masih diperban yang sudah berubah warna menjadi merah karena darah.

Di bantalnya pun terlihat bercak merah. Dengan terbata, dia menceritakan kronologis musibah yang menimpa dirinya.

Venti mengatakan stelah gladi bersih, sekitar pukul 15.30 WIB dia duduk santai di tangga panggung sebelah Selatan.

Dia bahkan tidak sadar kalau lampu yang tepat di atasnya sedang goyah karena tertiup angin kencang.

“Saya malah sadar saat teman bilang, dan saya lari bertepatan saat lampu sorot tersebut jatuh,” kata dia saat di temui Solopos.com, Sabtu malam.

Dia juga mengatakan saat dibawa ke rumah sakit dengan keadaan sadar. Namun, Venti menceritakan saat perjalanan dari lokasi ke rumah sakit harus menahan sakit yang luar biasa.

Di sisi lain, salah satu teman dari Venti yang juga menjadi saksi mata, Fiktor Pradipta, mengatakan, memang angin sangat kencang.

Selain itu imbuh dia penyangga lampu sudah goyah dulu dan terlihat tidak kuat.

“Alhasil, angin kencang, lampunya jatuh, saat jatuh belasan pemain kabur, tapi Venti dan keyboardnya menjadi korban.” Kata dia.

Akibat musibah ini, Fiktor mengatakan Harmonia Orkestra juga tidak bisa tampil. Menurutnya tidak bisa dipaksakan untuk tampil, karena Venti merupakan inti dan keyboardnya juga rusak.

Sementara itu, ibu dari Venti, Ny Bambang Gunadi, mengatakan, kaget saat ditelepon oleh bapak salah satu teman Venti yang membawa putrinya ke rumah sakit. “Kaget saat ditelepon, pikiran saya sudah tidak tenang,” kata dia.

Saat sampai di RS Kustanti, dia langsung melihat luka sang putri yang cukup lebar dengan panjang sepanjang 8 centimeter. Dia hanya bisa diam dan pasrah dengan keadaan sang putri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya