SOLOPOS.COM - Ilustrasi simulasi pengamanan pemilu (JIBI/Solopos/Kurniawan)

Pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2014 di Kupaten Sukoharjo berlangsung “chaos” atau rusuh. Ratusan pendukung salah satu partai politik (parpol) menggeruduk Kantor KPU Sukoharjo lantaran tidak puas dengan proses pemungutan dan penghitungan suara. Massa marah dan berupaya melakukan tindakan anarkhistis di kantor KPU seusai pemungutan suara.

Petugas keamanan reguler kantor KPU Sukoharjo dibuat kelabakan dengan banyaknya massa yang datang. Upaya sejumlah polisi wanita (polwan) untuk meredam emosi massa pun tidak membuahkan hasil. Bahkan tingkah polah massa semakin beringas dan tak terkendali.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Mereka berteriak-teriak dan membentak polisi serta petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). Situasi direspons Polres dengan mengerahkan pasukan Samapta. Tak pelak aksi saling dorong dan serang antara massa dengan polisi tidak dapat dihindarkan.

Untuk mengendalikan situasi, polisi menerjunkan pasukan Dalmas dan kendaraan water canon. Sebanyak dua anjing dari Skuad K-9 ikut diterjunkan untuk membubarkan massa. Namun massa tidak gentar. Mereka terus saja melawan dengan menendang barikade polisi.
Bahkan semprotan air dari kendaraan water canon kesulitan membubarkan massa. Beberapa pengunjuk rasa justru menaiki kendaraan bermaksud merusak moncong semprot kendaraan. Upaya tersebut berhasil dicegah petugas yang juga memanjat kendaraan.

Akhirnya massa berhasil dipukul mundur mendekati waktu Maghrib. Namun aksi tersebut menelan tiga korban dari pengunjuk rasa. Salah seorang di antaranya dinyatakan meninggal. Tim Inafis Polres langsung mengevakuasi para korban, termasuk “korban tewas”.

Adegan tersebut merupakan kegiatan simulasi sistem pengamanan (sispam) kota dalam persiapan pengamanan Pemilu 2014 Kabupaten Sukoharjo. Kegiatan tersebut digelar Rabu (26/2/2014) pagi di Jl. Veteran Sukoharjo, tepatnya depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

Kapolres Sukoharjo, AKBP Ade Sapari, ditemui wartawan seusai kegiatan, mengatakan simulasi sispam kota untuk melatih kesiapan teknis dan taktis personel Polres dalam menghadapi Pemilu 2014. “Secara umum sudah baik, tapi masih ada beberapa koreksi,” terang dia.

Dia menekankan pentingnya memahami psikologis massa dalam menangani aksi unjuk rasa. Menurut dia, setiap komandan pasukan berperan penting dalam mengatur teknis penanganan massa. “Pecahkan massa untuk mengembalikan kesadaran psikologis personal,” tambah dia.

Sementara berdasarkan pengamatan solopos.com, salah seorang peserta simulasi terluka di bagian jidat. Penyebab luka belum diketahui pasti. Namun bagian jidat korban sobek dan mengeluarkan darah. Korban yang berusia paruh baya juga mengalami gangguan pernafasan. Korban sempat dirawat Tim Inafis Polres Sukoharjo di pinggir area simulasi selama lebih kurang 10 menit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya