SOLOPOS.COM - Korban bencana alam dirawat di pos kesehatan pengungsian di rumah Parno, warga Purwosari, Desa Purwosari, Wonogiri pada simulasi penanggulangan bencana alam, Sabtu (25/1/2014). (Trianto HS/JIBI/Solopos)

Solopos.com, WONOGIRI — Puluhan warga Desa Purwosari, Kecamatan Wonogiri berbagai usia berlarian. Jarum jam menunjuk angka 08.50 WIB. Suara teriakan dan jerit warga saling bersahutan di pagi itu, Sabtu (25/1/2014).

Orang tua dan anak-anak makan di lokasi pengungsian setelah daerahnya terkena bencana alam angin ribut pada simulasi penanggulangan bencana alam, Sabtu (25/1/2014) (Trianto HS/JIBI/Solopos)

Orang tua dan anak-anak makan di lokasi pengungsian setelah daerahnya terkena bencana alam angin ribut pada simulasi penanggulangan bencana alam, Sabtu (25/1/2014) (Trianto HS/JIBI/Solopos)

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Warga keluar rumah. Suara angin disusul patahnya ranting pohon membuat panik. Cuaca menjadi gelap. Seorang ibu berjalan kencang sembari menggandeng anaknya. Sesekali perempuan itu menoleh dan mengucap kata cepat. Di sampingnya seorang pemuda juga berlari mendahului warga lain.

Ekspedisi Mudik 2024

Pemuda itu menggelandang seekor kambing yang masih terikat dengan tali di leher. Saling mendahului dan saling senggol di antara warga mengakibatkan beberapa warga terjatuh di jalan kampung. Suara sirine dan bunyi kentong titir tak henti.

Seorang warga sembari berteriak-teriak di simpang empat jalan kampung. Pemuda yang diketahui bernama Irsan itu memegang satu per satu warga yang mendekati dirinya menunjukkan jalan evakuasi.

Seratusan warga itu pun berkumpul di halaman rumah Kadris yang berjarak 500 an meter dari lokasi bencana. Berselang satu jam kemudian, petugas berbagai unsur datang di rumah pengungsian.

Tim medis puskesmas, PMI Wonogiri, sukarelawan, anggota Makoramil Wonogiri dan Polsek Wonogiri. Setelah berembuk sejenak, petugas tersebut berpencar beraksi sesuai tugas dan fungsinya.

Satu di antara pengungsi berbincang-bincang dan melaporkan kondisi daerahnya dengan Kepala Desa (kades) Purwosari, Kadris. Dari perbincangan itu terungkap sebagian warga daerah bencana masih tertinggal di lokasi.

Anggota Koramil Wonogiri mengangkat korban bencana alam angin ribut saat simulasi penanggulangan bencana alam di Desa Purwosari, Kecamatan Wonogiri, Sabtu (25/1/2014). (Trianto HS/JIBI/Solopos)

Anggota Koramil Wonogiri mengangkat korban bencana alam angin ribut saat simulasi penanggulangan bencana alam di Desa Purwosari, Kecamatan Wonogiri, Sabtu (25/1/2014). (Trianto HS/JIBI/Solopos)

Tim evakuasi turun ke lokasi bencana untuk melakukan pendataan. Ada empat warga meninggal dan 10 warga menderita luka-luka. Situasi itu terungkap pada simulasi penanggulangan bencana alam di Desa Purwosari, Kecamatan/Kabupaten Wonogiri. Kades Purwosari, Kadris mengatakan, simulasi dilakukan agar masyarakat lebih tanggap terhadap bencana yang sewaktu-waktu terjadi.

“Lahan di Purwosari bukan lereng pegunungan dan berdekatan dengan sungai besar sehingga bencana alam longsor dan banjir tidak terjadi. Simulasi yang dilakukan bencana angin ribut,” ujarnya.

Tim medis PMI Wonogiri, Ida Ayu menyatakan, simulasi merupakan materi akhir program Kesehatan dan Pertolongan Pertama Berbasis Masyarakat (KPPBM). “Tadi dipraktikkan, pola penanganan bencana secara terpadu. Warga membentuk kelompok-kelompok dengan tugas masing-masing. Misalkan dapur umum, tim evakuasi dan sebagainya. Masing-masing kelompok ditunjuk koordinator untuk memudahkan berkomunikasi dengan kepala desa atau perangkat desa.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya