SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Kabar adanya pembobolan dana nasabah lewat ATM di beberapa kota membuat Suto menjadi senewen bolak-balik nyambangi mesin ATM di beberapa tempat.

“Lha bank tempat aku menyimpan uang ternyata menjadi salah satu bank yang katanya dibobol orang lewat ATM,”ujarnya saat nongkrong di angkringan usai inspeksi mendadak ke ATM dekat Pojok Beteng.
“Rekeningmu dibobol po ra,” tanya Pakdhe Harjo, sambil membuat wedang jahe kesukaan Suto.
“Untung masih Dhe.. Kit wingi tak cek masih sama,”jawab Suto.
”Lha gimana ra khawatir, duit mung ra sepira, kan gawat nek kena bobol ATM-e.”

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Suto menjelaskan dirinya sempat panas dingin begitu berita soal pembobolan rekening nasabah di bank lewat ATM marak diberitakan terjadi di beberapa kota. Tadinya dia cuek aja, karena banknya belum termasuk yang diberitakan dibobol.

Ekspedisi Mudik 2024

Namun begitu ada kabar bank plat merah tempatnya menaruh uang juga mulai diembat maling ATM, Suto pun mulai rajin nyambangi mesin ATM.

“Lha emang duitmu berapa ratus juta? Wong paling buat lewat gajian dan bayar tagihan. Kenapa meski khawatir dibobol,”ledek Lik Jarwo.
“Justru itu Lik…lha duit mung pirang atus ewu kalau sampai kebobolan kan dapur ra ngebul. Nek rekening ratusan juta sih pasti tidak masalah kalau dibobol puluhan juta,” balas Suto.
“Jan-jane nalare kepriye ya kok ATM milik orang bisa dibobol?” Mas Darto, yang sedari tadi kebal-kebul ikut bicara.
Mas Darto ini, manajer satu bank swasta besar di Indonesia. Sudah lima tahunan dia ditempatkan di Jogja.
“Biasa Mas, yang namanya maling mesti banyak akalnya.” Dia melanjutkan, hilangnya dana nasabah yang terjadi baru-baru ini dilakukan lewat pencurian data kartu ATM dan PIN nasabah melalui alat skimmer atau pengkloning data. Jadi, kata dia, semua kejahatan itu terpisah dari sistem perbankan karena dilakukan oleh orang luar yang memasang satu alat di mesin ATM untuk merekan nomor PIN milik orang lain. Lantas, PIN yang dibajak itu tinggal dipasang di kartu magnetik dan tinggal dimasukkan ke mesin ATM.

“Ini kasus murni pembobolan kartu ATM dan bukan pembobolan sistem dan database perbankan seperti yang dikhawatirkan banyak orang. Kalau orang dalam ikutan bermain, masalahnya akan lebih serius,” jelasnya.
“Terus orang yang dananya dibobol itu dapat ganti ndak Mas Darto,”tanya Pakdhe Harjo.
“Teorinya sih kalau bukan karena kelalaian nasabah seharusnya diganti penuh oleh bank,”ujar Mas Darto.
“Ooo begitu ya Mas… Sepurane Mas, ganti topik ya, tapi tetap masih soal bank,” ujar Lik Djarwo.

Ini lho soal potongan yang dilakukan tiap bulan. Lha tabunganku kok malah terus berkurang ya…”
“Ya Lik…Itu potongan administrasi, sekarang rata-rata hampir Rp10.000 per bulan untuk tiap rekening,” jelas Mas Darto.
“Lha sebenanya buat apa saja itu,” tanya Suto. Teorinya sih, jelas Mas Darto, untuk menutup biaya operasional penyimpanan dana nasabah karena bank kan harus membeli mesin komputer, sistem operasi dan lain sebagainya.

“Tapi bukannya itu merugikan nasabah Mas…Lha potongannya itu kok lebih besar dari bunga tabungannya….,”ujar Lik Djarwo…
“Ya Lik… Memang kalau untuk saat ini, dengan bunga tabungan hanya 3%-4%… bagi nasabah yang tabungannya—nuwun sewu—tidak sampai Rp5 juta..potongannya itu jadi lebih besar ketimbang bunga…,”ujar Mas Darto…
“Walahhh…dadi banknya penak banget ya… Coba bayangkan…kalau ada 10 juta nasabah…dipotong Rp10.000 per bulan… berarti tiap bulan bank itu dapat Rp100 miliar… setahun dapat Rp1,2 triliun…. Akan lebih enak lagi bank itu, bila sebagian besar nasabahnya kelas teri yang kurang dari Rp5 juta…,” kata Lik Djarwo, yang tamatan SMEA sehingga petungan keuangan seperti itu langsung nyantol.

Mas Darto, yang merasa tidak enak dengan tetangga yang jagongan di angkringan pun kian buka kartu. Menurutnya, sistem potongan biaya administrasi rekening tabungan itu hanya dilakukan di Indonesia, di negara lain praktik seperti itu hampir tidak ada.

“Ini yang namanya fee based income Lik…penghasilan lainnya disamping mendapatkan bunga dari kredit…Dan repotnya, di Indonesia dijadikan andalan untuk mendapatkan penghasilan bagi bank…,”jelas Mas Darto bekah-bekuh..
“Lha tidak adil dong bagi nasabah Mas..,”ujar Suto, yang jadi tambah senewen begitu tahu potongan tabungannya lebih kecil dari bunga yang diterimanya. Maklum, dana di rekeningnya tidak pernah melewati angka Rp2 juta….

“Ya kalau dipikir-pikir emang tidak adil To,”kata Mas Darto.

”Tapi ya ini yang ada di Indonesia ini..Bank tempatku kerja dapat duit banyak dari cara seperti ini..”
“Weleh-weleh…kok ya susah orang kecil kayak kita ini. Terus, duitku enaknya ditaruh dimana biar tidak habis dipotongi bank kayak itu,”tanya Suto..
“Pakai cara Mbahku wae To, nyimpen duit ya di bawah kasur. ”jawab Pakdhe Harjo.
”Mesti ra bakal ana biaya administrasi…”

(ybw)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya