SOLOPOS.COM - Petani kopi asal Puhpelem, Wonogiri, Mulyono, menunjukan kopi produksinya di acara Festival Kopi dan Batik Wonogiri di Alun-Alun Giri Krida Bakti Wonogiri, Minggu (2/10/2022). (Solopos.com/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Data Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan Pangan) Wonogiri menyebutkan produksi kopi jenis arabika dan robusta tidak terpaut jauh. Di sisi lain, pegiat dan pelaku usaha kopi di Wonogiri menilai produksi kopi arabika di Wonogiri tidak mencapai 10% dari produksi kopi robusta.

Pada 2021, Dispertan Pangan Wonogiri mencatat data produksi kopi robusta dan arabika masing-masing sebanyak 42.654 kg/tahun dan 44.566 kg/tahun. Data itu merupakan data produksi kopi yang hanya ditanam di lahan perorangan atau pribadi dan bukan ditanam ditanam di lahan negara.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Pegiat sekaligus pelaku usaha kopi di Wonogiri, Yosef Bagus Adi Santoso, menilai data itu kurang tepat. Terutama terkait produksi kopi arabika.

Dia mengatakan, jika produksi arabika sebanyak itu, maka sudah pasti kopi arabika Wonogiri banyak terpampang di kedai-kedai kopi dan sudah terkenal di luar, laiknya kopi robusta Wonogiri.

Pada kenyataannya, kopi robusta masih sangat mendominasi komoditas kopi di Wonogiri. Bagus bahkan berani menyebut produksi kopi arabika di Wonogiri tidak lebih dari 10% dari produksi kopi robusta.

Baca Juga: Pengunjung Serbu Festival Durian Lokal di Selogiri Wonogiri, Rasa Dijamin Enak

Menurutnya, produksi kopi robusta di Wonogiri naik signifikan selama lima tahun terakhir. Sementara produksi kopi arabika tersendat.

Selain faktor geografis, tanaman kopi robusta relatif lebih mudah dibudidayakan dibandingkan arabika. Produksi kopi robusta di Wonogiri bisa mencapai 10 kali lipat dalam lima tahun terakhir.

Dia mencontohkan kondisi itu di Desa Brenggolo, Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri. Pada 2018 produksi kopi robusta di desa tersebut hanya bertahan selama setengah tahun.

“Pada 2018 saya itu hanya bisa ambil 50 kg/tahun kopi robusta. Tahun kemarin, saya bisa ambil hampir 1 ton. Bukan karena dulu enggak bisa jual. Tapi, produksi saat itu masih sedikit. Dari dulu, animo pasar terhadap kopi Wonogiri itu besar,” kata Bagus saat berbincang dengan Solopos.com di kedai kopi miliknya, di Wonogirich, Kelurahan Wonokarto, Kecamatan/Kabupaten Wonogiri, Selasa (11/10/2022).

Baca Juga: Cerita Petani Wonogiri Tetap Bertahan di Tengah Curah Hujan Tinggi

Produksi kopi robusta di Nguneng, Puhpelem juga naik secara signifikan. Tapi tidak dengan kopi arabika.

Dia mengakui, pendataan produksi kopi memang tidak mudah. Namun ia menyarankan Pemkab mengevaluasi lagi pendataan produksi kopi sehingga data yang disajikan benar-benar akurat. 

Sementara itu, Sub Koordinator Perkebunan Dispertan Pangan Wonogiri, Parno, menjelaskan data produksi yang disajikan Dispertan Pangan Wonogiri hanya data produksi kopi yang ditanam di lahan pribadi atau perorangan.

Dia mengakui data itu bukanlah data riil produksi kopi di Wonogiri. Hal itu lantaran banyak tanaman kopi yang ditanam di lahan negara yang dikelola Perum Perhutani.

Baca Juga: Berikut Data Produksi Kopi Arabika dan Robusta di Wonogiri

“Kami enggak bisa mendata produksi kopi yang ditanam di lahan Perhutani. Itu sudah bukan wilayah dan wewenang kami. Jujur saja, kami juga kesulitan mendapatkan data pasti produksi kopi itu,” kata Parno saat ditemui Solopos.com di Kantor Dispertan Pangan Wonogiri, Selasa.

Dia menjelaskan, data produksi kopi itu merupakan data yang dikumpulkan dari setiap kecamatan. Dispertan Pangan menerima laporan dari petugas yang sudah mendata di tiap kecamatan. Menurutnya, metode itu juga yang diterapkan Badan Pusat Statistik (BPS). 

Menyoal data produksi kopi arabika dan robusta yang tidak terpaut jauh, Parno menegaskan bahwa data itu hanya mengaver produksi kopi yang ditanam di lahan perorangan. Sementara, peningkatan signifikan produksi kopi robusta terjadi di lahan Perum Perhutani.

“Kami tidak bisa mendata itu. Bahkan kami itu sering dikritik, kami dianggap tidak memperhatikan petani kopi. Padahal, memang kami tidak bisa masuk ke sana. Aturannya begitu,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya