SOLOPOS.COM - Suasana peresmian Patung Pakubuwono VI di Simpang PB VI Desa Samiran, Kecamatan Selo, Boyolali, Kamis (4/11/2021). (Solopos.com/Cahyadi Kurniawan)

Solopos.com, BOYOLALI—Kawasan wisata Selo, Boyolali, kini resmi memiliki ikon baru. Keberadaan patung Sri Susuhunan Pakubuwono (PB) VI menjadikan kawasan publik tersebut dinamakan Simpang PB VI Selo.

Berada di jalur Solo-Selo-Borobudur (SSB), kawasan itu bisa menjadi jujugan wisata spiritual. PB VI pernah bergerilya bersama Pangeran Diponegoro pada masa melawan penjajah.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Mereka bertemu di Goa Raja  Selo untuk mengatur strategi perlawanan. Goa ini berada sekitar satu kilometer dari patung PB VI dan lokasinya berada di lereng bukit belakang patung tersebut.

Baca Juga: Patung Pakubuwono VI Setinggi 3,5 Meter di Selo Boyolali Diresmikan

Simpang PB VI Selo bakal meramaikan kawasan yang selama ini identik dengan para pendaki gunung. Selo merupakan awal pendakian ke Gunung Merapi maupun Gunung Merbabu.

Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, G.K.R. Koes Moertiyah Wandansari atau Mbak  Moeng merasakan kawasan itu kini terlihat padat pengunjung. Hal ini dirasakan Mbak Moeng saat bepergian ke Magelang melalui jalur Selo pada Sabtu-Minggu.

“Ini pertanda sudah ada giat ekonomi masyarakat setelah 1,5 tahun puasa akibat pandemi. Mudah-mudahan pandemi sirna dari bumi dan kita semua di sini bisa melanjutkan kehidupan dengan normal dan mendapat rezeki yang melimpah,” harap Mbak Moeng saat meresmikan patung PB VI, Kamis (4/11/2021).

Baca Juga: GTT Tak Lolos, 8 Formasi PPPK Guru PAI Boyolali Masih Kosong

Mbak Moeng menambahkan Keraton Surakarta Hadiningrat memberikan apresiasi yang tinggi kepada Pemkab Boyolali atas upaya merawat dan menghidupkan nilai-nilai peninggalan keraton.

“Ini wujud Boyolali sangat menghargai apa yang sudah dilakukan pahlawan nasional salah satunya PB VI. Ingat pesan pendiri bangsa Soekarno, jangan sekali-sekali melupakan sejarah. Semoga menjadi satu monumen dan momen paling baik untuk membangkitkan lagi semangat generasi muda terus menjaga NKRI,” kata Mbak Moeng.

Ia menceritakan PB VI bersama Pangeran Diponegoro bergerilya sampai hutan Krendowahono. Keduanya bertemu lagi ditangkap Belanda di Wedi, Klaten.

Baca Juga: Panen Hadiah Simpedes BRI, Nasabah Klaten Utara Raih Honda Mobilio

Belanda membuang keduanya ke Halmahera. Lalu, mereka dipisahkan yakni PB VI diasingkan ke Ambon dan Pangeran Diponegoro ke Makassar. PB VI meninggal dan dimakamkan di Ambon. Pada 1957, makam PB VI dipindah dari Ambon ke Imogiri, Bantul, DI Yogyakarta.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya