SOLOPOS.COM - Plt Wali Kota Semarang, Hevearita G. Rahayu, saat menlakukan groundbreaking pembangunan Taman Singosari yang digadang-gadang menjadi Simpang Lima kedua pada Selasa (6/12/2022). (Solopos.com-Ponco Wiyono)

Solopos.com, SEMARANG — Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang terus berupaya mewujudkan pembangunan ruang publik yang digadang-gadang bakal menjadi Simpang Lima kedua. Bahkan, taman yang disebut bakal menjadi Simpang Lima kedua ini rencana berwujud hutan kota dan pembangunannya ditarget selesai pada awal tahun 2023 nanti.

Bahkan, proses peletakan batu pertama atau groundbreaking pembangunan taman Simpang Lima kedua ini telah dilakukan pada Selasa (6/12/2022). Peletakan batu pertama ini digelar di Bundaran Singosari, yang nantinya akan dijadikan lokasi taman Simpang Lima kedua.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dalam pembangunan taman ini, Pemkot Semarang mendapat dukungan dari GoTo, sebuah perusahaan ekosistem digital yang menaungi Gojek dan Tokopedia. “Gojek ingin selalu berpartisipasi dalam program yang berkontribusi untuk kepentingan bersama. Apa yang kami sebut goalgetter adalah turut melestarikan alam demi sustainabilitu dan program ini sama dengan visi kami,” ujar Kepala Wilayah GoTo Jawa Tengah (Jateng), Nur Ardiansyah, saat acara groundbreaking itu.

GoTo akan mengucurkan dana Rp1,1 miliar untuk pembangunan Taman Singosari yang digadang-gadang sebagai Simpang Lima kedua di Kota Semarang. Penyelesaian pembangunan taman ini ditarget selesai pada triwulan pertama 2023.

Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkirm) Kota Semarang, Ali, menambahkan konsep Simpang Lima kedua nantinya adalah berupa hutan kota. Taman ini memiliki luas 1.850 meter persegi dan dipenuhi pepohonan yang rindang.

Baca juga: Pemkot Semarang Bakal Bangun Simpang Lima Kedua, Cek Lokasinya

Ali menegaskan pihaknya tidak akan melakukan penebangan, justru pohon-pohon baru akan diadakan, salah satunya adalah jakaranda. Sementara untuk lahan parkir, Disperkim mengatakan akan ada lokasi khusus. Lain halnya dengan Simpang Lima pertama yang belum dilengkapi lahan parkir utama.

“Jadi berbeda dengan Simpang Lima yang pertama, seperti rencana di zaman Pak Hendrar Prihadi, akan tetap ada pedestrian tapi yang utama adalah Simpang Lima kedua merupakan ruang terbuka hijau berupa hutan kota,” tegas Ali.

Plt Wali Kota Semarang, Hevearita G. Rahayu alias Ita, meminta semua organisasi perangkat daerah (OPD) Kota Semarang bekerja secara serentak menyukseskan pembangunan taman yang digadang-gadang menjadi Simpang Lima kedua itu. Ita menyoroti bentuk bundaran Singosari saat ini yang menurutnya cenderung lonjong serta tata letak kabel-kabel yang masih belum rapi.

Baca juga: Kulon Omah Coffee, Tempat Nongkrong dengan View Pegunungan Telomoyo dan Merbabu

“Kami juga akan melibatkan Distaru untuk menata lay out Simpang Lima kedua. Kemudian yang terpenting adalah pelestariannya, kita bisa membangun maka harus bisa merawatnya juga,” ucap Ita.

Menanggapi permintaan Plt Wali Kota, Ali mengatakan pihaknya akan mengusahakan agar anggaran untuk perawatan taman bisa ditingkatkan. “Tahun lalu dianggarkan Rp25 miliar untuk semua taman, nanti akan kan usahakan agar ada penambahan Rp10 miliar. Jadi ada anggaran Rp35 miliar untuk taman,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya