SOLOPOS.COM - Wali Kota Semarang, Hevearita G. Rahayu, saat menlakukan groundbreaking pembangunan Taman Singosari yang digadang-gadang menjadi Simpang Lima kedua pada Selasa (6/12/2022). (Solopos.com-Ponco Wiyono)

Solopos.com, SEMARANG — Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, meminta Simpang Lima kedua yang sedang dalam proses pembangunan dikonsep sebagai taman pasif. Dengan kata lain, Simpang Lima kedua nanti hanya bisa dinikmati keindahannya oleh pengunjung tanpa melakukan aktivitas di dalamnya, berbeda dengan Simpang lima sebelumnya.

“Saya minta taman [Simpang Lima kedua] itu jadi taman pasif ya, bukan aktif,” kata Wali Kota Semarang yang karib disapa Ita itu, Selasa (7/2/2023).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Simpang Lima selama ini dikenal sebagai ikon Kota Semarang yang menghubungkan lima ruas jalan, yakni Jalan Pahlawan, Jalan Pandanaran, Jalan Gadjah Mada, Jalan KH Ahmad Dahlan, dan Jalan A. Yani.

Tak jauh dari Simpang Lima, Pemerintah Kota Semarang berencana membangun Simpang Lima kedua, tepatnya di Jalan Sriwijaya atau depan eks Wonderia. Taman Simpang Lima kedua ini digadang-gadang menjadi ikon baru Kota Semarang, layaknya Simpang Lima yang ada saat ini.

Mengenai alasan dijadikan taman pasif, Ita menjelaskan lebih pada alasan keamanan. Hal itu dikarenakan lokasi taman Simpang Lima kedua yang berada di tengah jalan besar sehingga membahayakan jika untuk beraktivitas.

“Pertama, karena taman ini berada di tengah jalan besar, bahaya. Kemudian, nanti malah jadi kotor [kalau dijadikan taman aktif] karena buat persinggahan,” katanya.

Ita juga mengatakan tidak ingin taman di Simpang Lima kedua malah digunakan untuk hal-hal yang bersifat negatif. Apalagi, rencananya dibuat rimbun dengan beraneka tanaman.

Saat ini, akses menuju Simpang Lima kedua di Jalan Sriwijaya dari persimpangan Jalan Pahlawan sudah diperlebar dengan menjadikan area depan Taman Makan Pahlawan (TMP) Giri Tunggal untuk ruas jalan ke arah timur.

Peningkatan infrastruktur Jalan Sriwijaya di depan TMP itu menelan dana Rp5,7 miliar, sedangkan pengaspalan dan pembangunan di Jalan Sriwijaya Baru menghabiskan anggaran sekitar Rp12 miliar.

Seperti halnya Simpang Lima, keberadaan Simpang Lima kedua tersebut diharapkan juga bisa menjadi pusat ekonomi baru di Jalan Sriwijaya Semarang yang ditarget rampung pada tahun ini. Ita mengatakan sejauh ini Simpang Lima kedua masih dalam proses pembangunan, dan ada sedikit revisi desain. Mestinya bentuknya dibuat model terasiring, bukan seperti tembok yang tinggi.

“Saya akan buat meeting dengan teman-teman untuk melakukan revisi. Mestinya dibuat bentuknya kayak terasiring, kemarin bentuknya kayak tembok tinggi. Tidak akan mempercantik tempat itu malah,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya