SOLOPOS.COM - Situasi arus lalu lintas di simpang Joglo, Banjarsari, Solo, Kamis (2/6/2022). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Kendaraan berat yang melintasi Simpang Joglo, Banjarsari, Solo, wajib beralih ke jalan tol selama simpang tujuh tersebut ditutup untuk pembangunan jalur kereta api elevated (layang) dari Solo Balapan sampai Kadipiro fase I.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Kegiatan Pengembangan Perkeretaapian Jawa Bagian Tengah Area I Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Dheky Martin, mengatakan proyek tersebut ditargetkan selesai sekitar Agustus 2023.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Jadi untuk [pengalihan] kendaraan berat itu efektif per 7 Juni 2022 sampai nanti selesai [pengerjaan] Agustus 2023,” jelas Dheky, Kamis (2/6/2022). Sementara itu, Ketua Paguyuban Manunggal Sopir Solo, Totok Darwanto, kepada Solopos.com, mengaku sudah mendapatkan informasi mengenai rekayasa lalu lintas tersebut.

“Ya. Itu saling berbagi melalui medsos, grup komunitas, itu kan cepat penyebarannya. Makanya setiap ada informasi saya minta dikasih tahu biar segera disampaikan ke teman-teman semua. Minimal untuk mengurangi pelanggaran [dari sopir],” jelas Totok saat ditemui Solopos.com, Kamis.

Menurutnya, kebijakan kendaraan berat untuk beralih ke tol selama simpang Joglo, Solo, ditutup menjadi tanggungan sopir dan perusahaan tempat sopir bekerja. Mau tak mau perusahaan atau bahkan sopir turut menanggung biaya tol sehingga menaikkan biaya operasional.

Baca Juga: Penutupan Simpang Joglo Solo Bikin Warga Pusing, Gibran Minta Maaf

Selain biaya tol, tidak diizinkannya kendaraan berat melintas di beberapa rute membuat kendaraan berat harus bongkar muat di tengah jalan untuk distribusi ke daerah Solo. Itu juga menurut Totok dapat menambah biaya operasional. Belum lagi harus memikirkan lahan yang cukup dan aman untuk bongkar muat.

“Otomatis permasalahannya kan nambah biaya lagi. Itu juga [lahan bongkar muat]. Kalau di Solo kan seperti pinggir Ring Road. Palur depan plaza. Itu koordinasi lagi dengan perusahaan,” jelasnya.

Cek Kekuatan Jembatan

Ia juga mengingatkan agar Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Solo bersama instansi terkait dapat mengecek kapasitas ruang muat dalam ton (tonase), kelayakan, dan keselamatan beberapa jembatan di Solo. Hal itu mengingat beratnya muatan kendaraan berat yang melintas di Solo.

Baca Juga: Simpang Joglo Solo Akan Ditutup Untuk Pembuatan Detour Track, Kapan?

Totok menambahkan kawasan simpang Joglo, Solo, akan ditutup untuk kendaraan berat selama kurang lebih setahun. “Itu yang dipikirkan juga. Padahal kalau [truk] dari Mojosongo ya lewat jembatan dr Oen. Minta tolong dicek dulu. Ya kalau cuma dilintasi sekali dua kali ya masih bisa, tapi ini kan jangkanya enggak hanya satu dua pekan,” tuturnya.

Bila memang jembatan terkait tidak memungkinkan untuk dilintasi kendaraan berat, para sopir dan perusahaan harus berpikir untuk mencari area bongkar muat. “Kalau memang jembatan masih belum bisa digunakan, ya paling tidak sini harus cari parkiran dulu atau perusahaan melakukan transfer muatan dulu. Itu nanti sekiranya biar masih berani melintas,” jelasnya.

Selain jembatan, Totok juga mengingatkan pentingnya pengecekan instalasi listrik utamanya kabel di sepanjang jalan. Kendaraan berat dengan muatan tinggi sangat riskan terhadap hal tersebut.

Baca Juga: Progres 10%, Ini Yang Tengah Digarap Kontraktor Rel Layang Joglo Solo

Ia tak ingin para sopir menanggung dampak dari kondisi tersebut. “Kedua, seperti ketinggian kabel, itu penting. Seperti kontainer itu kan tinggi. Jangan sampai dampaknya ke sopir, kasihan. Kita sudah dialihkan, muter jauh, masih kena dampak,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya