SOLOPOS.COM - Kereta Api (KA) Bandara Internasional Adi Soemarmo (BIAS) melintas di rel simpang tujuh Joglo, Banjarsari, Solo, Selasa (4/1/2022). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Solo Hari Prihatno meminta Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Solo mengecek kekuatan jembatan yang berpotensi jadi jalur pengalihan kendaraan saat Simpang Joglo, Banjarsari, ditutup.

Permintaan tersebut juga disampaikan menyusul adanya rekayasa lalu lintas atau pengalihan arus saat masa pembangunan rel layang atau elevated rail yang berlangsung hingga 2023 mendatang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kami meminta DPUPR mengecek seluruh jembatan di seputaran atau terdampak pembangunan [rel layang] Joglo,” terang Hari kepada awak media, Kamis (2/6/2022).

Seperti diketahui, seluruh kendaraan berat yang biasa melintasi Simpang Tujuh Joglo Solo dialihkan menuju tol saat lokasi itu ditutup untuk pembuatan detour track kereta api guna persiapan pembangunan rel layang. Sementara kendaraan berat yang akan mendistribusikan muatan ke Solo dianjurkan melakukan transfer muatan ke kendaraan yang lebih kecil.

Hari menambahkan rencana tersebut akan diterapkan untuk mengantisipasi seandainya jembatan di kawasan terdampak tidak memenuhi syarat. “Jadi [kendaraan berat] tidak boleh masuk di Solo. Kalau mengangkut barang ke Solo, bongkar muatnya menggunakan kendaraan kecil,” jelas Hari.

Baca Juga: Pekerjaan Rel Layang Simpang Joglo Dimulai, Ini Rekayasa Lalu Lintasnya

Ia juga mengingatkan jangan sampai pembangunan fasilitas baru malah berdampak pada rusaknya fasilitas lain yang ada sebelumnya. “Aja nganti mbangun jembatan tombok jembatan [jangan sampai bangun jembatan rugi jembatan],” terangnya.

Pembangunan Jembatan Mojo

Di sisi lain, saat Simpang Joglo Solo ditutup untuk pembangunan rel layang, ada pula pembangunan Jembatan Mojo yang juga dikerjakan tahun ini. Jembatan Mojo di Sungai Bengawan Solo merupakan jalur ekonomi penghubung wilayah Mojolaban, Sukoharjo, dengan Kota Solo.

“Jembatan Mojo juga dibangun, tidak bisa dilewati [kendaraan berat khususnya]. Sehingga kami mohon kepada pelaksana [proyek Jembatan Mojo] untuk bisa reschedule tapi belum ada jawaban,” jelasnya.

Baca Juga: Simpang Joglo Solo Akan Ditutup Untuk Pembuatan Detour Track, Kapan?

Ketua Paguyuban Manunggal Sopir Solo (PMSS), Totok Darwanto, juga mengingatkan agar DPUPR bersama instansi terkait dapat mengecek kapasitas ruang muat dalam ton (tonase), kelayakan, dan keselamatan beberapa jembatan terdampak saat simpang Joglo ditutup.

Hal itu mengingat beratnya muatan kendaraan yang melintas di Solo serta masa pembangunan rel layang yang diperkirakan memakan waktu satu tahun.

“Kalau [truk] dari Mojosongo ya lewat jembatan [dekat RS] dr Oen, minta tolong dicek dulu. Ya kalau cuma dilintasi sekali dua kali ya masih bisa, tapi ini kan jangkanya enggak hanya satu dua pekan,” tutur Totok kepada Solopos.com.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya