SOLOPOS.COM - Para tersangka dalam pembunuhan Presiden Jovenel Moise, yang ditembak mati Rabu (7/7/2021) pagi di rumahnya, ditunjukkan kepada media di Port-au-Prince, Haiti, Kamis (8/7/2021). (Antara-Reuters)

Solopos.com, JAKARTA — Presiden Haiti Jovenel Moise tewas terbunuh dalam serangan sekelompok orang di kediaman pribadinya, Rabu (7/7/2021) dini hari lalu. Sederet langkah dilakukan berbagai pihak akibat insiden berdarah itu, termasuk Amerika Serikat dan Kolombia.

AS dan Kolombia, Jumat (9/7/2021), menyatakan akan mengirim penegak hukum dan pejabat intelijen untuk membantu Haiti setelah sejumlah warga negara mereka ditangkap karena pembunuhan brutal terhadap Presiden Jovenel Moise. Pembunuhan Moise oleh sekelompok pria bersenjata pada Rabu dini hari di rumahnya di Port-au-Prince membawa Haiti lebih dalam ke dalam krisis politik yang dapat memperburuk kelaparan, kekerasan geng, dan wabah Covid-19.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Polisi di Haiti mengatakan, terbunuhnya Presiden Haiti itu dilakukan oleh unit komando yang terdiri dari 26 tentara bayaran Kolombia dan 2 tentara bayaran Haiti-Amerika. Kedua warga Amerika Haiti itu diidentifikasi sebagai James Solages, 35, dan Joseph Vincent, 55, keduanya dari Florida.

Baca Juga: Ini 20 Manfaat Susu Beruang Bear Brand

Ekspedisi Mudik 2024

Sebanyak 17 orang ditangkap—termasuk Solages dan Vincent – setelah baku tembak dengan pihak berwenang Haiti di Petionville, pinggiran bukit di Ibu Kota Port-au-Prince, tempat Moise tinggal. Tiga lainnya tewas dan delapan masih buron, menurut polisi Haiti. Pihak berwenang sedang memburu dalang operasi tersebut, kata mereka.

Seorang hakim yang menyelidiki kasus tersebut mengatakan kepada Reuters bahwa Moise ditemukan terbaring telentang di lantai kamar tidurnya, dengan 12 luka tembak dan mata kirinya didorong masuk.

Pintu depan kediaman tertutup lubang peluru dan telah dibuka paksa, sementara kamar lain digeledah. “Tubuhnya penuh dengan peluru,” kata hakim pengadilan Petionville, Carl Henry Destin.

Baca Juga: Ikuti Twitter, Instagram Jajaki Konten Berbayar

Akibat insiden itu, darah pun terciprat dan tegrgenang di lokasi kejadian. “Ada banyak darah di sekitar mayat dan di tangga.”

Amerika Serikat pada Kamis (8/7/2021) berjanji untuk mengirim pejabat senior dari Biro Investigasi Federal (FBI) dan Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) ke Haiti sesegera mungkin untuk menilai situasi dan melihat cara terbaik yang dapat mereka bantu, kata Gedung Putih.

Teliti Keterlibatan AS

Dua sumber penegak hukum AS, yang berbicara dengan syarat anonim untuk membahas penyelidikan aktif, mengatakan bahwa badan-badan tersebut sedang menyelidiki hubungan AS dengan pembunuhan itu.

Baca Juga: 6 Zodiak Ini Konon Hobi Bergosip di Tempat Kerja

Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri mengatakan, “Kami mengetahui penangkapan dua warga AS di Haiti dan sedang memantau situasi dengan cermat. Karena pertimbangan privasi, kami tidak memiliki komentar lebih lanjut.”

Kepala Direktorat Intelijen Nasional Kolombia dan Direktur Intelijen Polisi Nasional juga akan melakukan perjalanan ke Haiti bersama Interpol untuk membantu penyelidikan, kata Presiden Kolombia Ivan Duque, Jumat (9/7/2021). “Kami menawarkan semua bantuan yang mungkin untuk menemukan kebenaran tentang materi dan pelaku intelektual pembunuhan itu,” tulis Duque di Twitter.

Pejabat Haiti belum memberikan motif terbunuhnya Presiden Haiti Jovenel Moise atau menjelaskan bagaimana para pembunuh melewati detail keamanan.

Baca Juga: Kebiasaan Ini Bikin Mobil Matik Lekas Rusak

Dia telah menghadapi protes massa terhadap pemerintahannya sejak menjabat pada 2017—pertama karena tuduhan korupsi dan pengelolaan ekonominya, kemudian atas cengkeramannya yang meningkat pada kekuasaan.

Moise sendiri telah berbicara tentang kekuatan gelap yang bermain di balik kerusuhan: sesama politisi dan oligarki korup yang merasa usahanya untuk membersihkan kontrak pemerintah dan untuk mereformasi politik Haiti bertentangan dengan kepentingan mereka. Penyelidik di Kolombia menemukan, bahwa 17 tersangka telah pensiun dari tentara Kolombia antara 2018 dan 2020, komandan angkatan bersenjata Jenderal Luis Fernando Navarro mengatakan kepada wartawan pada Jumat (9/7/2021).

Jorge Luis Vargas, Direktur Polisi Nasional Kolombia, mengatakan penyelidikan awal menunjukkan bahwa 11 tersangka Kolombia telah melakukan perjalanan ke Haiti melalui kota resor Punta Cana di Republik Dominika, yang berbagi pulau Hispaniola dengan Haiti. Dua lainnya, kata Vargas, melakukan perjalanan melalui udara ke Panama, sebelum terbang ke ibu kota Dominika, Santo Domingo, dan kemudian Port-au-Prince.

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya