SOLOPOS.COM - Ilustrasi congyang Semarang dengan ciu dari Bekonang, Sukoharjo. (Solopos.com-Imam Yuda S.)

Solopos.com, SEMARANG – Sama-sama digolongkan sebagai minuman keras atau miras, ciu dari Bekonang Sukoharjo dengan congyang asal Kota Semarang memiliki sederet perbedaan. Berikut beda  congyang Semarang dengan ciu Bekonang Sukoharjo.

Baik congyang asal Semarang dengan ciu Bekonang Sukoharjo selama ini memang disebut-sebut sebagai minuman legendaris di kalangan penikmatnya. Hal ini dikarenakan kedua minuman ini merupakan produk asli dalam negeri atau buatan lokal yang tidak kalah dengan minuman sejenis dari luar negeri atau impor.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kendati demikian, ada banyak sekali yang membuat kedua minuman yang sama-sama mengandung alkohol, congyang Semarang dengan ciu Bekonang Sukoharjo, ini beda. Perbedaan congyang Semarang dengan ciu Bekonang Sukoharjo ini tidak hanya dari segi pengemasan, dan bahan pembuatannya, namun juga rasa dan kandungan alkoholnya.

Dari segi pembuatan, congyang memiliki bahan dasar hasil distilasi fermentasi beras. Kemudian dicampur air, gula pasir, pewarna makanan, dan perasa kopi muka. Sementara, ciu Bekonang dibuat dari fermentasi tetesan tebu yang dicampur dengan cairan etanol.

Beda bahan pembuatan ini pun membuat rasa congyang Semarang dengan ciu Bekonang Sukoharjo jelas berbeda. Ciu yang dibuat dengan campuran etanol memiliki rasa yang lebih tajam di lidah dan terasa keras saat ditelan. Selain itu, bau alkohol dari ciu juga lebih terasa dibanding congyang, yang memiliki rasa sepat atau manis kecut.

Baca juga: Sejarah Ciu Bekonang: Miras Lokal Minuman Wajib di Pesta Rakyat

Congyang yang lahir dari tangan, seorang warga peranakan Tionghoa yang tinggal di kawasan Wotgandul, Pencinan Semarang, juga memiliki kandungan alkohol sekitar 19,66 persen dan masuk minuman alkohol golongan B. Kandungan alkohol congyang itu pun lebih rendah dibanding ciu yang diproduksi warga di Desa Bekonang, Sukoharjo, yang memiliki kandungan sekitar 20-90% tergantung proses distilasinya.

Legal

Seorang penikmat minuman alkohol di Kota Semarang, Ical, mengaku lebih suka mengonsumsi congyang dibanding ciu asal Bekonang. Hal itu dikarenakan dari segi rasa, congyang lebih mudah ditelan dibanding ciu.

“Selain itu, congyang juga lebih aman dari segi kesehatan karena legal. Ada izin BPOM [Badan Pengawas Obat dan Makanan] di kemasan botolnya [congyang]. Kalau ciu kan enggak ada. Biasanya belinya aja dikemas pakai botol bekas air mineral,” ujar pemuda asal Bekasi itu kepada Solopos.com, Selasa (28/6/2022).

Baca juga: Semarang Punya Congyang, Tegal dan Brebes Ada Brangkal

Congyang memang bisa dikatakan lebih elegan dibanding ciu. Minuman keras tradisional dari Semarang ini dikemas dalam botol kaca dengan label bergambar tiga orang yang menggenakan pakaian tradisional Tionghoa dan bertuliskan “Cap Tiga Orang”.

Minuman ini bewarna kemerahan layaknya minuman yang terbuat dari fermentasi anggur. Selain itu, di kertas label congyang juga terdapat nomor registrasi dari BPOM yang menandakan minuman itu boleh dikonsumsi untuk orang dewasa, usia 21 tahun ke atas dan tidak sedang hamil.

Sementara, ciu Bekonang yang konon sudah ada sejak masa penjajahan Belanda atau sekitar abad ke-17, memiliki tampilan seperti air putih biasa. Namun, saat dicium bau alkoholnya akan sangat terasa.

“Tapi memang kalau dari segi rasa lebih bisa diterima congyang, tapi kalau untuk cari yang kadar alkoholnya tinggi ya ciu,” ujar Ical.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya