SOLOPOS.COM - Sejumlah tokoh agama lintas iman di Banyuwangi seusai mengikuti acara diskusi soal penyelamatan lingkungan yang digelar tim Program Eco Bhinneka Muhammadiyah-Nasyiatul Aisyiyah Banyuwangi, Sabtu (5/11/2022). (Istimewa) 

Solopos.com, BANYUWANGI — Sejumlah tokoh agama lintas iman meriung di Rumah Makan Warung Kepiting Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (5/11/2022) siang. Tak sekadar makan siang, mereka berbincang santai soal penyelamatan lingkungan, khususnya penanganan sampah makanan di kabupaten di ujung timur pulau Jawa ini.

Pertemuan lintas iman ini digagas oleh tim Program Eco Bhinneka Muhammadiyah-Nasyiatul Aisyiyah Banyuwangi. Para tokoh lintas agama ini bukan kali pertama bertemu. Mereka sudah beberapa kali terlibat dalam program Eco Bhinneka. Seperti Focus Group Discussion (FGC) Eco Bhinneka, penyusunan modul Eco Bhinneka, dan berbagai workshop lainnya.

Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius

Tokoh-tokoh agama itu antara lain Suminto yang seorang tokoh agama Hindu, Herman Syahtie dari Badan Musyawarah antar Gereja (Bamag), Yos Sumiyatna mewakili tokoh agama Katolik, H. Moh. Yamien yang merupakan tokoh agama Islam sekaligus Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB). Selain itu ada Eka Wahyu W. dari tokoh agama Budha, dan Tjahyadi Sugianto dari tokoh agama Konghucu.

Turut hadir pula Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah Banyuwangi, Siti Bariroh; Pimpinan Daerah Muhammadiyah Banyuwangi, Sujanto; dan dua anggota komunitas Ecoton (Ecological Observation and Wetland Conservation) yaitu Mohammad Alaika Rahmatullah dan Toni Afrianto. Kedua anggota Ecoton tersebut merupakan pemateri kegiatan Eco Bhinneka Besuk Sungai yang dilaksanakan Minggu (6/11/2022) di Sungai Kalibaru Kecamatan Siliragung, Banyuwangi.

Baca Juga: 42 Perempuan Penghayat dan Tokoh Agama Sukoharjo Ikuti Pelatihan Perdamaian

Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan menyamakan visi bersama dalam mengatasi isu lingkungan dan fenomena intoleransi di Banyuwangi. Tokoh agama yang hadir dalam acara ini sudah pernah terlibat dan mengikuti beberapa rangkaian kegiatan Eco Bhinneka.

Herman Syahtie aktif pada komunitas Eco Enzim Nusantara di Banyuwangi. Ia mengedukasi masyarakat terutama ibu rumah tangga untuk tidak membuang sampah sisa sayuran karena bisa dimanfaatkan untuk pembuatan eco enzim.

Eco enzim merupakan fermentasi dari sampah sisa sayuran maupun kulit buah yang dicampur dengan gula merah/gula aren dan air. Eco enzim memiliki manfaat yang sangat banyak untuk kehidupan. Selain itu, pembuatan eco enzim bisa menambah pemasukan masyarakat sehingga meningkatkan taraf ekonomi.

Baca Juga: Mengumpulkan yang Berserak, Kisah Keberagaman dan Lingkungan di Banyuwangi

Pelatihan eco enzim sudah diadakan kepada perangkat desa dan ibu-ibu PKK. Herman juga sering mengisi materi di sekolah-sekolah Islam hingga pesantren. Dia mengajak kolaborasi antara Program Eco Bhinneka dengan Eco Enzim Nusantara.

Sementara Suminto (tokoh agama Hindu) berpesan gerakan Eco Bhinneka ini jangan hanya diwujudkan dalam aksi kecil yang tidak berdampak besar dalam kebijakan pemerintah. Namun bisa lebih dari itu.

Silaturahmi ditutup dengan makan siang bersama serta pembagian cenderamata oleh Tim Eco Bhinneka kepada tokoh lintas agama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya