SOLOPOS.COM - SILATURAHMI -- Para peserta silaturahmi keluarga besar TNi se-Sukoharjo menyimak sambutan Dandim 0726 Sukoharjo dalam acara di aula Makodim setempat, Selasa (24/1/2012). (JIBI/SOLOPOS/Iskandar)

SILATURAHMI -- Para peserta silaturahmi keluarga besar TNI se-Sukoharjo menyimak sambutan Dandim 0726 Sukoharjo dalam acara di aula Makodim setempat, Selasa (24/1/2012). (JIBI/SOLOPOS/Iskandar)

SUKOHARJO – Ketua Purnawirawan Angkatan Darat (PPAD) Sukoharjo, Kol (Pur) Gatot Sutarjo mengatakan pihaknya mengaku tak puas dengan adanya sejumlah purnawirawan perwira tinggi TNI yang mendirikan Parpol atau ikut dalam kepengurusan Parpol. Hal ini dinilai membingungkan para purnawirawan di masyarakat yang ingin menyalurkan aspirasi politiknya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Terus terang kami tidak puas dengan para petinggi TNI yang memimpin beberapa Parpol. Kita ini terus akan dibawa ke mana?” ujar Gatot pada acara silaturahmi keluarga besar TNI se-Sukoharjo di Aula Kodim 0726/Sukoharjo, Selasa (24/1/2012). Hadir pada acara itu antara lain perwakilan Pepabri, PPAD, LVRI, FKPPI, PPM, Danramil dan sebagainya. Mereka beramah tamah dengan Dandim 0726/Sukoharjo, Letkol (Inf) Jimmy Ramoz Manalu

Menurut dia hal ini dinilai membingungkan para purnawirawan lainnya, paling tidak yang ada di Sukoharjo. Karena dengan adanya sejumlah jenderal purnawirawan yang mendirikan Parpol, para purnawirawan yang banyak tersebar di Nusantara ini akan terpecah belah ketika menyalurkan aspirasinya.

Dia mencontohkan sejumlah jenderal yang saat ini mendirikan Parpol di antaranya Susilo Bambang Yudhoyono (Partai Demokrat), Wiranto (Partai Hanura), Prabowo Subianto Djojohadikusumo (Gerindra), Sutiyoso (Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia/PKPI) dan sebagainya. Kenyataan tersebut dinilai berdampak luas di antaranya tak bisa menyatukan keluarga besar TNI.

Idealnya, ungkap Gatot, keluarga besar TNI bisa kompak dalam berbagai bidang. “Dengan adanya kenyataan itu mendandakan kita belum menyatu. Tetapi memang hal itu merupakan hak masing-masing personel,” tandas dia.

Sementara itu Ketua Pepabri Sukoharjo, Letkol (Pur) Mamin Sugiono menyatakan pada acara itu menanyakan kepastian nilai uang santunan bagi purnawirawan yang telah meniggal. Sebab hingga kini dinilai belum jelas.

Dia menjelaskan semula besar uang santunan tersebut senilai ratusan ribu rupiah. Namun seiring berjalannya waktu, nominal uang santunan meningkat menjadi sekitar Rp5 juta dan belakangan dia mendapat kabar meningkat lagi menjadi Rp8 juta.Tetapi pihaknya mengaku belum mendapat kepastian kenaikan itu. “Tetapi bagaijana Juklak dan Juknisnya belum jelas sehingga jika ada warga yang meninggal masih membingungkan,” terang dia.

Sementara itu Dandim mengatakan kegiatan silaturahmi ini bisa dijadikan ajang komuniksi antarkelurga besar TNI khususnya di Sukoharjo. Oleh sebab itu dia berharap peretmuan semacam ini setidaknya bisa diagendakan rutin tiap tiga bulan sekali. “Dengan ajang silaturahmi keluarga besat TNI ini bisa dijadikan ajang tukar pendapat di antara para pensiunan purnawirawan dan pejuang kemerdekaan ’45,” tandas dia.

JIBI/SOLOPOS/Iskandar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya