SOLOPOS.COM - Presiden Pemuda OKI Syafii Efendi (berjas tengah) berfoto bersama para tamu undangan dan pengurus DPD KNPI Sragen dalam seminar nasional di Gedung SMS Sragen, Rabu (1/5/2024). (Istimewa/Wimnus Jateng)

Solopos.com, SRAGEN—Presiden Pemuda Organisasi Kerjasama Islam Dunia (OKI) Syafii Efendi hadir di Kabupaten Sragen untuk memotivasi 1.800 orang remaja dalam Seminar Nasional bertajuk Indonesia Youth Movement yang dihelat di Gedung Sasana Manggala Sukowati (SMS) Sragen, Rabu (1/5/2024). Seribuan remaja itu merupakan pelajar SMA sederajat dari berbagai sekolah di Bumi Sukowati.

Seminar nasional tersebut digelar dari hasil kerja bareng Wirausaha Muda Nusantara (Wimnus) bersama Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sragen dan Universitas Muhammadiyah Karanganyar (Umuka).

Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius

Dalam momentum itu, hadir Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Sragen Joko Hendang Murdono; perwakilan Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Wilayah VI Jawa Tengah, Sigit Susilo; perwakilan Kantor Kemenag Sragen Andi Wilson; perwakilan DPD KNPI Sragen, Ryan A.; dan Ketua DPD Wimnus Jateng Slamet Muridan.

Indonesia Youth Movement ini sebuah ide dan gagasan serta gerakan anak muda agar mandiri secara mental, wawasan, dan keuangan. Mereka harus mandiri, harus punya karakter entreprenuerhsip, dan harus punya karakter leadership. Politik yang terjadi hari ini tidak boleh membelah mereka tetapi harus menguatkan mereka, supaya rekonsiliasi pascapemilu berjalan bagus dan ekonomi tidak terganggu,” ujar Syafii saat berbincang dengan wartawan, Rabu siang.

Syafii menyampaikan kepemimpinan anak muda itu ada tiga model, yakni dia yang membicarakan orang lain itu menunjukkan pemimpin lemah; dia bicara tentang kejadian atau dirinya; dan yang paling tinggi dia bicara tentang peradaban dan kontribusi.

Dia pengin anak-anak muda Sragen itu masuk pada tataran yang tertinggi itu, bicara peradaban dan kontribusi.

Dia menyatakan dalam konteks Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Sragen 2024 ini, nalar logis dan nalar kritis pemuda harus jalan. Dia menyarankan para calon kepala daerah harus diuji benar oleh anak muda.

“Para kandidat itu disuruh ngomong, ya buat semacam ILC [Indonesia Lawyer Club] daerah. Mereka itu digilir untuk ditanyai anak muda secara terbuka. Hal itu harus dilakukan di daerah untuk meningkatkan partisipasi publik bukan mobilisasi publik,” jelas dia.

Dia menyatakan mendatangkan partisipasi publik itu membutuhkan ide dan narasi yang kreatif. Menurut dia, calon pemimpin harus mengerti hal itu, jangan tahunya pragmatisme.

Atas dasar itulah, Syafii menginginkan adanya edukasi kepada masyarakat terutama kalangan anak muda supaya mereka tidak apatis. Edukasi yang dibangun, jelas dia, berkaitan dengan edukasi politik, ekonomi, dan hubungan pemerintah dengan civil society.

“Politik itu ruang kontribusi bukan mencari makan, tetapi kenyataannya banyak yang mencari makan. Maka benar kata H.O.S. Cokroaminoto yang membangun Sarikat Dagang Islam dulu baru Sarikat Islam. Artinya, ekonomi dulu baru politik. Kalau anak muda maka bina diri, bina satuan, dan bina masyarakat, yakni sukses di keluarga dan lingkungan dulu baru terjun ke masyarakat,” jelas dia.

Ketika rasional dan pragmatis ini bertemu, Syafii menyarankan posisi pemuda harus menaikkan literasinya supaya tidak terombang-ambing. Dia mengatakan kalau pengetahuan naik maka masalahnya turun.

Dalam Indonesia Youth Movement inilah, kata dia, sebagai sarana melatih dan bicara ihwal mind set bukan teknis karena mind set atau karakter itu memengaruhi nasib, masa depan, dan kehidupan.

“Untuk anak muda Sragen lakukan lima jangan, yakni jangan pacaran; jangan mau punya lingkungan lemah maka cari lingkungan kuat; jangan menunda-nundan ketika ada peluang segera eksekusi; jangan berhenti ketika sudah memilih sesuatu harus fokus sampai ujung; dan jangan bodohi Tuhan,” kata dia.

Ketua Wimnus Jateng, Slamet Muridan, mengatakan seminar nasional ini hasil kerja bareng dengan KNPI dan Umuka dengan harapan anak muda Sragen bisa maju.

Dia mendorong anak muda Sragen aktif di kegiatan sekolah dan organisasi sekolah daripada main game dan pacaran. Lewat seminar nasional ini, Slamet berharap anak muda Sragen mandiri dan bisa menjadi pengusaha-pengusaha sukses.

Sekretaris DPD KNPI Sragen, Galih Candra Bayu A., menjelaskan seminar nasional ini dihadiri 1.800 pelajar se-Kabupaten Sragen. Dia mengatakan seminar ini untuk membuka cakrawala berpikir, mind set, anak muda dalam menghadapi tantangan zaman.

Dia berharap para pelajar itu setelah lulus dapat menentukan jalan sendiri untuk masa depannya. “Ini untuk mengantisipasi tingginya angka dispensasi nikah di Sragen yang tinggi. Hal itu disebabkan karena pergaulan bebas, pacaran, dan akhirnya hamil di luar nikah,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya