SOLOPOS.COM - FOTO IDENTIFIKASI -- Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri Irjen (Pol) Anton Bachrul Alam menunjukkan dua foto terduga teroris Sukoharjo yakni Sigit Qurdowi (kanan), dan Hendro Yunianto di Mabes Polri, Jakarta, Minggu (15/5). (ANTARA/ Dhoni Setiawan)

Nama Sigit Qurdowi, tersangka teroris yang tewas di tangan Densus 88 kini banyak disebut. Siapa sebenarnya dia?

FOTO IDENTIFIKASI -- Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri Irjen (Pol) Anton Bachrul Alam menunjukkan dua foto terduga teroris Sukoharjo yakni Sigit Qurdowi (kanan), dan Hendro Yunianto di Mabes Polri, Jakarta, Minggu (15/5). (ANTARA/ Dhoni Setiawan)

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sebagian warga Brondongan RT 1/RW IV, Serengan, Solo, daerah tempat tinggal, Sigit Qurdowi, 36, mengaku terkejut bercampur tak percaya saat mendengar pria bernama lengkap Sigit Hermawan Wijayanto itu disebut-sebut menjadi terduga teroris. Mereka mengenal Sigit sebagai sosok yang rajin menunaikan ibadah di musala, bahkan mempunyai jiwa seni.

Bagi para pemuda kampung setempat, lelaki kelahiran 18 Mei 1975 itu dikenal ramah. Salah seorang pemuda kampung, Mawardi, 27, saat ditemui Espos, Minggu (15/5), mengatakan masa muda Sigit banyak diisi kegiatan musik. Sigit diketahui menjadi vokalis grup musik rock pada saat masih kuliah. Selain berambut gondrong, Sigit juga berpakaian ala rocker. “Dulu Mas Sigit sering manggung,” kata Mawardi.

Tapi setelah menikah dan lulus kuliah, perilaku Sigit berubah. Dunia musik ditinggalkan dan ia memilih mengikuti salah satu kelompok laskar. Sejak saat itu, Sigit sering bergaul dengan orang-orang yang sealiran dengannya. Di mata Mawardi, Sigit orang yang tidak mengenal kata ampun bagi para pelaku maksiat.

Sigit dikenal selalu membubarkan kelompok warga yang mabuk-mabukan atau warga yang berjudi dengan caranya sendiri. Kegiatan sweeping pun menjadi rutinitas ayah satu putra itu. “Setiap malam Minggu, Mas Sigit dan rekan-rekannya keliling kampung dan wilayah lain untuk membubarkan kegiatan maksiat,” urai Mawardi.

Pemuda lain, DK, 28, mengatakan hal serupa. Saat menjadi vokalis dan masih kuliah, Sigit tidak memilih teman dan sering berkumpul bersama pemuda lainnya. “Teman-teman Mas Sigit kebanyakan justru bukan pemuda kampung ini. Ia hanya bergaul dengan orang sealirannya,” ujar DK.

Selain menjadi vokalis band, Sigit juga diketahui pernah aktif berpolitik pada 1999-2004. Menurut mantan Ketua Ranting PDIP Serengan, Alfantono alias Gandul, 53, Sigit tergolong aktif dalam berpolitik setelah menjadi anggota Ranting Partai Bulan Bintang (PBB). Ia mengaku sering diajak konsolidasi dan merundingkan masalah-masalah perpolitikan negara. “Pagar rumah Sigit dulu di segala sudut dipasangi bendera partai. Ia cukup rajin memperjuangkan idealisme yang menurutnya benar,” terangnya.

Oleh: Rudi Hartono

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya