SOLOPOS.COM - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Husni Kamil Manik (dari kiri ke kanan) bersama kuasa hukum KPU Ali Nurdin dan Adnan Buyung Nasution menyimak tanggapan pemohon pihak Prabowo-Hatta dalam sidang lanjutan perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) Pilpres 2014 di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Jumat (8/8/2014). Agenda sidang tersebut adalah penyampaian pokok perbaikan termohon (KPU), keterangan pihak terkait dan keterangan Bawaslu. (Endang Muchtar/JIBI/Bisnis)

Solopos.com, JAKARTA—Kesaksian para saksi tim Prabowo-Hatta asal Papua pada sidang lanjutan sengketa Pilpres 2014, di ruang sidang MK, Selasa (12/8/2014), mengundang tawa hadirin lantaran gaya bicaranya yang keras.

Namun, rupanya ada juga saksi yang terlihat kesal dengan pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan hakim MK. Ekspresi kekesalan itu diperlihatkan dengan menjawab pertanyaan hakim secara keras dan panjang lebar.
Saat itu, kuasa hukum tim Jokowi-JK, Taufik Basari, ingin bertanya pada saksi Vincent yang merupakan saksi Prabowo di Kabupaten Dogyai.

Promosi Desa BRILiaN 2024 Resmi Diluncurkan, Yuk Cek Syarat dan Ketentuannya

“Apakah selain Dandim dan Polres ada tokoh adat dan tokoh agama dalam rekap kabupaten?” tanya Taufik Basari.

“Saya tahu pernyataan ini…” jawab Vincent dengan suara keras, yang kemudian dipotong Ketua MK, Hamdan Zoelva.

“Biar saya yang tanya, apakah ada tokoh adat?” tanya Hamdan ambil alih.

“Tidak ada, kalau ada saya bilang ada. Apa yang saya tahu sudah saya bicarakan,” jawab Vincent masih dengan suara keras dan kesal pada pihak terkait yang bertanya.

“Saudara kenal Dandim dan Polres?” lanjut Taufik Basari.

“Kapolres Nabire Dogyai saya tidak tahu,” jawab saksi.

“Kenal?” tanya Taufik.

“Tahu, Pak Dandim dan Kapolres tugas mereka itu keamanan,” jawab saksi masih bersuara keras namun dengan logat khas Papua.

“Saudara katakan merasa ditekan, bagaimana sikap Dandim dan Kapolres saat itu?” tanya termohon lagi.

“Orang Dandim saja tidak berani apalagi anda kalau ke sana belum tentu berani, ini situasi daerah. Tidak masuk akal pertanyaan anda, anda coba ke Papua kolonel saja tidak berani apalagi Vincent!” ucap saksi panjang lebar dengan suara keras namun mengundang tawa.

“Oke cukup,” kata Taufik.
Lantaran saksi memberikan keterangan dengan suara keras, Hamdan Zoelva pun sempat menegur saksi agar mengecilkan suara mereka.
“Karena di sini pakai mic pelan saja, kalau di Papua keras ya biasa cuma di sini pakai mic,” ucap Hamdan sambil tersenyum-senyum.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya