SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/Solopos/dok)

Solopos.com, BOYOLALI--Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali membantah peredaran daging sapi gelonggongan asal Boyolali.

“Daging gelonggongan yang beredar di Solo, tidak berasal dari wilayah Boyolali, namun diduga dari daerah lain,” tegas kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Boyolali, Bambang Jiyanto, ketika ditemui wartawan di kantornya, Jumat (18/7/2014).

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Bambang memastikan daging sapi yang berasal dari Kabupaten Boyolali layak konsumsi. Hal itu dijamin dengan turunnya tim monitoring dan evaluasi (monev) secara langsung untuk mengawasi dan juga memberikan pembinaan kepada jagal-jagal sapi di wilayah itu.

Pengawasan ketat juga dilakukan tim di pasar-pasar tradisional, pasar hewan, serta tempat lain. Selain dilaksanakan oleh tim dari dinasnya dan masing-masing UPTD di wilayah, lanjut dia, pengawasan tersebut dilakukan dengan melibatkan sejumlah instansi terkait di antaranya Dinas Kesehatan (Dinkes), Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan jajaran Polres setempat. Tujuannya, menjamin pasokan daging sapi di pasaran bebas dari gelonggongan. Hal itu sekaligus menepis anggapan Kabupaten Boyolali menjadi daerah pemasok daging tak sehat tersebut.

“Selama ini, kalau ada daging gelonggongan di luar daerah, pasti dikaitkan dengan Boyolali. Nah, kami pastikan bahwa daging asal Boyolali layak konsumsi,” tandasnya.

Di samping itu, Bambang mengatakan Pemkab juga sudah memperingatkan secara tegas kepada para jagal agar tidak melakukan praktik gelonggong sapi. Ada ancaman pidana yang bakal dijatuhkan jika larangan itu dilanggar.

“Jadi kecil kemungkinan untuk bisa lolos karena pengawasannya ketat dan rutin kami lakukan. Daging gelonggongan itu bukan berasal dari Boyolali,” imbuh dia.

Lebih lanjut Bambang menyatakan para jagal juga sudah diminta agar memanfaatkan rumah pemotongan hewan (RPH) semaksimal mungkin. Sebab hewan yang dipotong di RPH, menurut dia, akan dijamin sehat.

Dia menjelaskan daging sapi gelonggongan berasal dari sapi yang digelonggong atau diberi minum secara paksa hingga melebihi batas, sampai sapi itu sekarat atau mati. Daging sapi yang disembelih dari sapi ini memiliki kandungan air sangat tinggi yakni mencapai di atas 90 persen. Karena kandungan air tinggi, daging sangat basah hingga mudah membusuk. Selain itu, juga karena air yang digunakan untuk menggelonggong tidak steril sehingga daging yang dihasilkan banyak mengandung bakteri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya