SOLOPOS.COM - Ketua DPRD Kota Salatiga, Dance Ishak Palit (kanan), saat sidak ke perajin tempe di daerah Kalitaman, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga, Rabu (16/2/2022). (Solopos.com - Istimewa/DPRD Kota Salatiga)

Solopos.com, SALATIGA — Ketua DPRD Salatiga, Dance Ishak Palit, melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke perajin tempe dan tahu di daerah Kalitaman, Salatiga, pada Rabu (16/2/2022). Sidak tersebut dilakukan akibat adanya aduan yang ia terima saat masa reses DPRD Salatiga.

“Yang di Kalitaman itu pas ada reses, perajin ada yang ngomong. Terus abis itu saya datangi, saya udah enggak ke pasar karena itu biar urusan Dinas Perdangangan [Disdag]. Saya berhubungan ke masyarakat jadi ya ke perajin langsung,” ungkap Dance saat dijumpai Solopos.com di ruang kerjanya seusai sidak.

Promosi BI Rate Naik, BRI Tetap Optimistis Penyaluran Kredit Tumbuh Double Digit

Dance mengatakan pedagang mengeluhkan harga kedelai yang naik. Meski demikian, menurut Ketua DPRD Kota Salatiga itu, perajin tahu dan tempe memiliki strategi untuk tetap menjual tempe dan tahu tanpa menaikkan harga.

Baca juga: Harga Kedelai Tembus Rp11.000, 40% Pengrajin Tahu Tempe di Jateng Kolaps

“Sekarang per kilogram [kg] sekitar Rp12.000, dulunya sekitar Rp9.000. Itu naiknya sudah berapa persen itu. Solusinya mereka bagaimana? Ya akhirnya mereka memperkecil produknya. Tempe yang biasanya besar ya diperkecil. Kalau menaikkan harga katanya jadi enggak ramai atau enggak laku,” ungkap Dance.

Ia mengatakan masalah harga kedelai yang naik akan segera dikoordinasikan dengan Dinas Perdagangan Salatiga. “Nah, soal masalahnya di mana, saya minta supaya ada anggaran yang diusulkan Dinas Perdagangan untuk perubahan. Supaya saat terjadi seperti ini, intervensi cepat dilakukan,” katanya.

Tak hanya melakukan sidak ke perajin tahu dan tempe, Dance Ishak, juga melakukan sidak ke salah satu toko retail di Salatiga. Saat ke sana, ia mendapati tempat bagian minyak goreng telah kosong. Pihak toko retail, kata Dance, menjelaskan pada jam 07.00 WIB sudah dikeluarkan stok minyak yang dimiliki.

“Toko retail tersebut mengeluarkan barang setiap jam 7 pagi, jam 12 siang, dan 5 sore. Tapi dalam waktu 10 menit minyak gorengnya sudah hilang diserbu pembeli,” ungkapnya.

Baca juga: Kasus Kematian Covid-19 Tambah, Pasar Tiban di Salatiga Disetop

Dance pun memperlihatkan video banyaknya warga yang berebut minyak di toko retail tersebut. Akibat hal tersebut, ia berkoordinasi dengan Disdag Salatiga mencoba untuk membuat zona beli minyak goreng.

“Ini mereka enggak cuma antre, tapi sudah seperti tawuran. Kemudian saya panggil Dinas Perdagangan untuk membagi zonanya. Jadi warga kecamatan ini ambil di sini. Jadi KTP tertentu di wilayah itu, enggak boleh yang lain,” katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya