SOLOPOS.COM - Ilustrasi webinar, online meeting (Freepik)

Solopos.com, SOLO--Bisnis pertemuan, insentif, konvensi, dan pameran (MICE) dan event organizer (EO) menjadi salah satu sektor yang ikut terpukul dampak pandemi Covid-19. Banyak agenda dibatalkan karena larangan mengumpulkan massa. Namun, pengumpulan massa kini berubah berkat teknologi.

Para pelaku usaha harus beradaptasi dalam menjalankan roda bisnisnya di tengah pandemi mengikuti protokol kesehatan. Salah satunya adalah pembatasan kapasitas ruang pertemuan menjadi separuh bahkan seperempatnya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pengusaha Event Organizer, Dian Eka Yanto, mengatasi keterbatasan ini dengan metode hybrid. Ia mengkombinasikan antara kegiatan offline dengan online. “Tadinya jangkauan hanya 100 orang. Dengan ada teknologi kami bisa menaikkan jumlah audience-nya. Sekarang bisa jadi 1.000. Mereka tidak perlu hadir di tempat,” kata Eka, dalam talkshow virtual yang digelar Satgas Covid-19, Selasa (1/12/2020).

Tahun ini, ia harus membatalkan 9 acara reguler tahunan. Selain itu, acara konser tribute to Lord of The Brokenheart, Didi Kempot, juga dibatalkan. Meski begitu, ia tak boleh menyerah.

Ekspedisi Mudik 2024

“Tetap berserah kepada yang maha kuasa dan maksimalkan apa yang kita punya. Bangun kreativitas. Develop sesuatu yang baru. Ada buyer, ada seller. Gimana strategi kita mempertemukan ini dengan kreativitas-kreativitas baru,” kata Eka.

Pilkada Solo 2020: Ini Lokasi TPS Tempat Cawali-Cawawali Akan Mencoblos

Harus Mencuri Perhatian

Praktisi dan Dosen MICE, Renno Reymond Okto Z, mengatakan kreativitas mutlak menjadi kunci para pelaku usaha MICE dan EO untuk selamat dari pandemi. Meski harus mematuhi protokol kesehatan, acara yang digelar harus tetap memiliki keunikan dengan lainnya untuk menarik perhatian.

Menurut Renno, pada awalnya, ide membikin sebuah acara dibikin untuk menstimulasi mitra. Ide ini berangkat bukan dari bagaimana langsung menghasilkan uang, melainkan mengundang perhatian publik yang besar. Baru kemudian monetisasi acara bisa dilakukan dengan penjualan tiket misalnya.

“Selain kreativitas, kita harus bisa manfaatkan tools yang ada. Kita manfaatkan teknologi di sini. Aplikasi terbaru bisa dipakai dalam kegiatan online kita sehingga jadi lebih dinamis, unik, dan sophisticated. Selaku SDM harus bisa meningkatkan kapabilitas dan kompetensi,” kata Renno.

Kini, saban hari ada ratusan webinar dan konferensi virtual digelar. Pelaku usaha harus bisa mencuri perhatian publik dari ratusan pertemuan virtual itu misalnya melalui konsep acara berbeda, topik yang berbeda, dan lainnya.

Acara-acara yang digelar virtual itu pun masih tetap bisa memberikan efek rentetan dengan melibatkan banyak stakeholder. Misalnya, acara akan membutuhkan MC profesional, membutuhkan penari profesional, ada studio, persewaan tata lampu, dan lainnya.

“Ini saatnya kita merefleksi. Kita efisiensikan biaya. Kita mampu menyikapi gejolak berhubungan dengan ekonomi. Bagaimana kita juga harus jeli dalam arti memanfaatkan momen ini. Di dunia event memang off air belum berjalan. Tapi gimana maksimalin di online nya. Ini peluang juga kan,” ujar dia.

Tambah 254 Kasus Dalam 3 Hari, Kumulatif Positif Covid-19 Solo Kini Capai 2.880 Orang

Mengejar Ketertinggalan

Pandemi yang berdampak pada minimnya acara yang digarap pelaku bisnis EO dan MICE sebetulnya menjadi kesempatan pelaku usaha untuk meningkatkan kemampuan kapabilitasnya. Momen ini menjadi waktu yang tepat untuk belajar, menimba ilmu baik marketing, grafis, digital, dan lainnya. Ilmu ini lantas dipraktikkan saat pandemi berakhir untuk mengejar ketertinggalan.

Renno mencontohkan usahanya kini banyak menyasar kegiatan corporate seperti brand atau campaign marketing. Ia menciptakan program, produk baru, dan mengembangkan acara yang berhubungan dengan virtual exhibition, konser, wedding, dan lainnya.

“Bagi pelaku ini kesempatan buat upgrade skill, knowledge. Buat perusahaan saatnya refleksi seberapa besar kekuatan kita untuk pivot. Kekuatan semua sumber daya. Ketiga, dukungan atmosfer dari stakeholder terkait di situ ada media, government, dan privat sector. Mereka mau proses penetrasi produk di masyarakat. Ayo pakai tools kita. Kita sudah memulai ayo disambut oleh corporate dan stakeholder lainnya,” tutur Renno.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya