SOLOPOS.COM - Ilustrasi tv analog yang harus menggunakan STB agar masih bisa siaran. (Freepik).

Solopos.com, WONOGIRI — Di tengah keriuhan migrasi televisi (TV) analog ke digital, terdapat kalangan warga di Wonogiri yang mengaku tak terpengaruh. Mereka bukannya khawatir tak bisa menonton TV, tapi memang memilih beralih menggunakan ponsel pintar.

Siti, warga Desa Manjung, Kecamatan Wonogiri, memajang TV tabung di ruang tamu di kediamannya. Di bagian belakang TV-nya masih terpasang kabel colokan yang mengarah ke antena ultra high frequency (UHF).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Antena itu terpasang dengan ketinggian sekitar 10 meter dari permukaan tanah. Ia mengaku, semua perangkat mulai dari TV, kabel, dan antena, masih aktif. Namun sejak dua tahun belakangan, Siti memilih tak menonton TV-nya lagi.

“Sudah dua tahun TV-nya mati karena memang enggak ditonton. Sekarang biasanya pakai HP [handphone/ponsel pintar],” ujarnya kepada Solopos.com, Jumat (2/12/2022).

Ekspedisi Mudik 2024

Siti dan keluarganya kini lebih banyak menggunakan HP dibandingkan menyetel televisi di rumahnya. Segala kebutuhan hiburan telah didapatkan dari perangkat yang bisa digenggam dan dibawa ke mana saja.

Baca Juga: Wonogiri Terhindar dari Penghentian Siaran TV Analog, Warga Masih Waswas

“Bapak punya, anak-anak punya. Pakai HP saja apa-apa sudah ada. Jadi TV-nya enggak berfungsi meskipun saat dinyalakan lancar-lancar saja,” imbuhnya.

Jika warga di berbagai tempat di Solo dan sekitarnya beberapa hari ini dihebohkan dengan analog switch off (ASO) atau penghentian siaran TV analog, Siti tak demikian. Ia tak berencana membeli set top box (STB).

“Karena enggak pernah nonton TV. Digital pun enggak mau,” katanya.

Hal senada disampaikan Yunita, warga Desa Manjung lainnya. Ia dan keluarganya lebih banyak menonton hiburan via HP daripada menyetel TV. Bedanya dengan Siti, TV di rumahnya tak mengandalkan pancaran sinyal UHF, melainkan satelit. Yunita menggunakan antena parabola untuk menangkap sinyal tersebut sejak 2019.

Baca Juga: Migrasi TV Digital, Ini Cara dan Syarat Mendapatkan STB Gratis Kominfo

“Total beli dan pasangnya dulu Rp2 juta. Biar channel-nya banyak. Tapi sekarang juga jarang pakai TV. Lebih banyak pakai HP,” kata dia kepada Solopos.com, Jumat.

TV di rumahnya lebih banyak ditonton anaknya semata wayang. Itu pun hanya di waktu pagi, sesudah bangun tidur.

“Kalau buat nonton sepak bola atau olahraga tinju, suami saya nonton pakai HP,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya