SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, KLATEN</strong> — Tidak ada yang menyangka pria berusia sekitar 90 tahun bernama lengkap Legiman ini ternyata <a title="Rumah Pria Lansia Klaten Ini Dipenuhi Uang Berserakan!" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180726/493/930141/rumah-pria-lansia-klaten-ini-dipenuhi-uang-berserakan">menyimpan uang </a>&nbsp;hingga belasan juta rupiah di dalam rumahnya, Dukuh Dipan, Desa Troketon, Kecamatan Pedan, Klaten.</p><p>Uang itu dikumpulkan kakek-kakek sebatangkara yang akrab disapa Mbah Legi itu selama bertahun-tahun. Pecahannya beraneka macam mulai Rp5 hingga Rp100.000.</p><p>Saking banyaknya yang disimpan Mbah Legi, dibutuhkan waktu berjam-jam untuk menghitungnya hingga pukul 22.00 WIB oleh sedikitnya 50 orang warga. Dari hasil penghitungan, uang yang tersimpan di rumah Mbah Legi mencapai Rp14,5 juta.</p><p>Selain uang, warga juga <a title="KISAH UNIK : Ditinggal Dalam Kondisi Terbalik, Motor Ini Hebohkan Netizen Klaten" href="http://soloraya.solopos.com/read/20171114/493/868903/kisah-unik-ditinggal-dalam-kondisi-terbalik-motor-ini-hebohkan-netizen-klaten">menemukan </a>&nbsp;perhiasan yang diperkirakan seberat 15 gram. Jenis perhiasan beragam mulai dari kalung, cincin, gelang, serta anting-anting.</p><p>Lalu siapakah Mbah Legi sebenarnya?</p><p>Ketua RT 003 Dukuh Dipan, Dwi Wiranto yang akrab disapa Doso, mengatakan Mbah Legi hidup sebatang kara. Awalnya, ia tinggal di kompleks makam dukuh setempat. Mbah Legi lantas dibuatkan bangunan di atas tanah kas desa setelah uang yang ia simpan dalam dua stoples hilang pada 1990-an.</p><p>Selama ini Mbah Legi mendapatkan uang dari belas kasihan orang. Ia juga kerap mendapat uang ketika membersihkan makam. Ia pun kerap dimintai tolong warga setempat untuk mencari daun ketika ada warga yang menggelar hajatan.</p><p>Dari jasanya, Mbah Legi mendapat imbalan uang. Dari uang pemberian itulah lantas dikumpulkan Mbah Legi di dalam rumahnya.</p><p>&ldquo;Orangnya memang tidak terlalu suka membeli-beli barang. Namun, saya sendiri baru tahu ternyata uang yang dikumpulkan sebanyak itu,&rdquo; kata Doso.</p><p>Mbah Legi juga dikenal kerap memulung di wilayah Troketon. Alhasil, rumah yang ia tempati juga dipenuhi dengan barang rongsokan. Soal cara Mbah Legi memenuhi kebutuhan sehari-hari, selama ini warga juga kerap berbagi makanan dengan Mbah Legi.</p><p>Uang yang ditemukan di dalam rumah <a title="Kisah Unik: Tradisi Pernikahan Ratusan Tahun Hidup Lagi di Klaten" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180716/493/928113/kisah-unik-tradisi-pernikahan-ratusan-tahun-hidup-lagi-di-klaten">Mbah Legi</a> kini disimpan oleh Doso yang merupakan ketua RT setempat. Sesuai kesepakatan warga, uang itu untuk memenuhi biaya ketika Mbah Doso sakit atau meninggal dunia.</p><p>Doso mengatakan kakek-kakek tersebut sementara tinggal di rumahnya. Saat ditemui Selasa malam, Mbah Legi tidur di dipan di depan rumah Doso.</p><p>Ketua RW 003 Dukuh Dipan, Suroto, 59, mengatakan tak ada yang mengetahui asal usul Mbah Legi. Sudah puluhan tahun pria itu tinggal di Dukuh Dipan.</p><p>&ldquo;Tidak ada yang tahu dari mana Mbah Doso itu dan siapa keluarganya. Ya selama ini membaur saja dengan warga,&rdquo; katanya.</p><p><br /><br /></p>

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya