SOLOPOS.COM - Ilustrasi tokoh pewayangan, Semar. (Youtube)

Solopos.com, SEMARANG — Petilasan Ki Semar atau Eyang Semar dan enam lainnya di kompleks wisata religi Gunung Srandil, Cilacap, Jawa Tengah, sering menjadi tempat ritual, termasuk pesugihan. Menurut cerita yang berkembang, Semar diklaim sebagai leluhur tanah Jawa. Lantas, seperti apa sosoknya?

Ki Semar yang memiliki petilasan di Gunung Srandil dikenal bernama Kaki Tunggul Sabdo Jati Doyo Amung Rogo. Dia adalah orang yang memiliki kesaktian lebih hingga dijuluki leluhurnya tanah Jawa. Meski demikian, belum diketaui pasti seperti apa asal-usul sosok tersebut.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sementara itu dihimpun dari berbagai sumber, Selasa (18/1/2021), dia merupakan tokoh pewayangan yang sakti. Sosoknya disebut sebagai sesepuh Pandawa. Dia juga diyakini sebagai dedemit paling tua di Tanah Jawa.

Baca juga: Selain Ki Semar, Petilasan Pengawal Prabu Siliwangi Juga di Gunung Ini

Sebagaimana diketahui, sosok Semar sangat terkenal dalam pewayangan, terutama wayang kulit di Pulau Jawa dan Bali. Bisa dikatakan, dia adalah karakter tertua dalam mitologi Indonesia.

Dia digambarkan sebagai pria yang tidak menarik, bertubuh pendek, gemuk, payudara agak besar, bokong besar, dan keinginan selalu kentut. Di balik penampilan itu, dia memiliki peranan penting dalam penciptaan.

Baca juga: Petilasan Ki Semar di Gunung Srandil Jadi Tempat Pesugihan?

Perawakan Semar

Dikutip dari Wikipedia, tubuhnya yang bulat merupakan simbol dari Bumi, tempat tinggal semua makhluk hidup. Wajahnya selalu tersenyum meski matanya sembab merupakan simbol suka dan duka.

Baca juga: Di Gunung Ini Ada Petilasan Ki Semar, Sosok Leluhur di Tanah Jawa

Wajahnya terlihat tua, namun potongan rambutnya bergaya kuncung seperti anak kecil yang dimaknai sebagai simbol tua dan muda. Dia berkelamin pria tetapi memiliki payudara sebagai wanita, merupakan simbol pria dan wanita. Dia sebenarnya penjelmaan dewa, namun hidup sebagai rakyat jelata sebagai simbol atasan dan bawahan.

Ada banyak versi tentang asal-usul tokoh ini. Namun semuanya menyebut bahwa Semar adalah penjelmaan dewa. Sejarawan Indonesia, Prof Dr Slamer Muljana mengatakan, tokoh ini kli pertama ditemukan dalam karya sastra zaman Majapahit berjudul Sudamala. Kisah Sudamala dipahat dalam relief Candi Sukuh yang berangka tahun 1437.

Baca juga: Ritual dan Pesugihan di Gunung Srandil Cilacap

Semar dikisahkan sebagai abdi atau hamba tokoh utama cerita tersebut, yaitu Sadewa dari keluarga Pandawa. Bukan sekadar pengikut, dia juga orang yang kerap melontarkan humor untuk mencairkan suasana.

Dalam kisah pewayangan, dia disebut sebagai putra Sang Hyang Wisesa yang diberi anugerah berupa mustika manik astagina yang memiliki delapan daya. Yaitu tidak pernah lapar, mengantuk, jatuh cinta, lelah, sakit, kepanasan, dan kedinginan. Delapan daya itu diikat pada rambutnya yang membentuk kuncung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya