Solopos.com, KARANGANYAR — Kira-kira siapa juru kunci Gunung Lawu yang lokasinya berada di perbatasan Karanganyar, Jawa Tengah dan Magetan, Jawa Timur?
Lawu memiliki tiga puncak, yakni Hargo Dalem, Hargo Dumilang, dan Hargo Dumilah. Ketiga puncak Gunung Lawu tersebut diyakini dijaga oleh dua makhluk halus, meliputi Dipa Menggala dan Wisa Menggala.
Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya
Selain tiga puncak tersebut, banyak pendaki yang mengunjungi dua tempat lainnya yang tak kalah indah, yakni Sendang Panguripan dan Drajat yang bertujuan untuk ziarah.
Baca Juga: Tikus Pithi Noto Baris, Apa Sih Artinya?
Memiliki pesona alam yang indah dan kisah mistis yang legendaris, kira-kira siapa sih juru kunci Gunung Lawu?
Berdasarkan informasi yang diperoleh Solopos.com dari unggahan akun Facebook resmi milik Kraton Yogyakarta, Kraton Jogja, Gunung Lau dijaga oleh Abdi Dalem Juru Kunci yang berjumlah 11 orang.
Baca Juga: Jenang Bekatul dan Burung Tekukur, Cikal Bakal Lahirnya Karanganyar
Adapun 11 orang tersebut bertugas untuk merawat petilsan dan juga pelaksanan utama upacara Labuhan.
Salah satu juru kunci Gunung Lawu, Mas Bekel Surakso Hargolawu telah menjadi Abdi Dalem Juru Kunci di Gunung Lawu selama 24 tahun. “Pria bernama lahir Daryono Patmowiyono ini mewarisi kedudukan tersebut dari kakeknya, meski tidak ada aturan garis keturunan untuk menjadi juru kunci,” ujar pengelola akun Facebook Kraton Jogja.
Baca Juga: Profil Ustaz Abdul Somad, Ulama yang Diisukan Ditangkap Densus 88
Labuhan Gunung Lawu Tugas dari Juru Kunci
Salah satu agenda penting yang selalu dilakukan Kraton Yogyakarta setiap tahunnya di Gunung Lawu adalah Labuhan Lawu. Hal ini dikarenakan di gunung ini terdapat petilasan yang pernah digunakan oleh Prabu Brawijaya V, raja terakhir Kerajaan Majapahit.
Acara yang menjadi tanggung jawab dari Juru Kunci Gunung Lawu ini dimaknai sebagai bentuk napak tilas serta juga untuk menjaga keselamatan Bumi dan seisinya.
Baca Juga: Mbah Dipo Telah Tiada, Siapa Pengganti Juru Kunci Gunung Semeru?
“Biasanya, prosesi Labuhan Lawu memakan waktu hingga satu bulan. Pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono VIII, para utusan naik kereta dari Yogyakarta menuju Surakarta yang kemudian dilanjutkan dengan perjalanan darat dengan mobil atau kereta kuda,” ujar akun Twitter @kratonjogja.
Para abdi dalem dan juru kunci Gunung Lawu nantinya akan mengantarkan ubarampe ke puncak Gunung Lawu pada tengah malam.
Baca Juga: Misteri Peri Cantik Penggoda di TPU Bonoloyo Solo, Pernah Diisengin?