Semarang
Senin, 7 Oktober 2019 - 20:50 WIB

Siap-Siap, Hari Tanpa Bayangan Landa Jateng Mulai 10 Oktober

Imam Yuda Saputra  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Mahasiswa Undip membuktikan hari tanpa bayangan di kampusnya, beberapa waktu lalu. (JIBI/Semarangpos.com/Dok./Imam Yuda S.)

Solopos.com, SEMARANG — Mulai Kamis-Minggu (10-13/10/2019) nanti, sejumlah wilayah di Jawa Tengah (Jateng) akan mengalami Hari Tanpa Bayangan. Fenomena alam itu akan terjadi selama beberapa menit dan bermula pada siang hari sekitar pukul 11.22 WIB.

Informasi yang diterima Semarangpos.com dari Kantor Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Semarang menyebutkan Hari Tanpa Bayangan disebut juga sebagai kulminasi utama.

Advertisement

Fenomena itu terjadi karena matahari tepat berada di posisi paling tinggi di langit. Saat itu, Matahari akan tepat berada di atas kepala pengamat atau di titik zenit. Akibatnya, bayangan benda tegak akan terlihat seperti menghilang karena tertumpuk benda itu sendiri.

Di Jateng, Hari Tanpa Bayangan akan muncul selama 4 hari mulai Kamis atau 10 Oktober nanti. Fenomena alam ini akan kali pertama terjadi di wilayah Kabupaten Jepara.

Advertisement

Di Jateng, Hari Tanpa Bayangan akan muncul selama 4 hari mulai Kamis atau 10 Oktober nanti. Fenomena alam ini akan kali pertama terjadi di wilayah Kabupaten Jepara.

Baca juga FENOMENA ALAM : Siang Ini, Hari Tanpa Bayangan Terjadi di Solo

Kemudian, pada 11 Oktober atau Jumat, Hari Tanpa Bayangan akan muncul secara serentak di 15 daerah mulai dari Semarang, Blora, Pati, hingga Brebes.

Advertisement

Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara, Setyoajie Prayoedhie, mengatakan munculnya Hari Tanpa Bayangan atau kulminasi utama tak berdampak apa pun bagi manusia. Hanya saja, saat kulminasi utama itu terjadi manusia tak dapat melihat bayangannya.

“Untuk efeknya sih enggak ada. Paling ya pada waktu kulminasi itu enggak ada bayangannya,” ujar Aji, Senin (7/10/2019).

Aji menerangkan bila kemunculan kulminasi utama dipengaruhi adanya deklinasi matahari yang sama dengan lintang pengamat. Pada kondisi tersebut matahari akan tepat berada di atas kepala pengamat atau di titik zenit.

Advertisement

Baca juga: Duh, Sepekan Terakhir 13 Gempa Guncang Jateng

Situasi itu akhirnya memunculkan hilangnya bayangan benda tegak karena bertumpuk dengan benda itu sendiri. Karena itu, hari saat terjadinya kulminasi utama dikenal juga sebagai hari tanpa bayangan.

Faktor lainnya, karena adanya bidang ekuator bumi dan bidang rotasi bumi tidak tepat berimpit dengan bidang ekliptika bidang revolusi bumi.

Advertisement

“Ini membuat posisi matahari dari bumi akan terlihat berubah terus sepanjang tahun antara 23,5 derajat Lintang Utara sampai dengan 23,5 derajat Lintang Selatan. Hal ini disebut sebagai gerak semu harian matahari,” ujarnya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif