SOLOPOS.COM - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, memberi keterangan kepada wartawan saat mengunjungi Pos Pengamatan Gunung Api Merapi Jrakah, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Rabu (8/7/2020). (Solopos/Bayu Jatmiko Adi)

Solopos.com, SOLO -- Erupsi Gunung Merapi berikutnya diprediksi semakin dekat. Hal itu ditandai dengan semakin intensnya aktivitas vulkanik Gunung Merapi dalam beberapa bulan terakhir.

Masyarakat dan instansi terkait harus siapkan strategi mitigasi di tengah stuasi pandemi. Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida, menjelaskan peningkatan aktivitas vulkanik sebagai tanda awal erupsi Merapi terlihat dari kejadian gempa rata-rata.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Perinciannya, gempa vulkanik dangkal enam kali per hari dan gempa multifase 83 kali per hari. Kemudian deformasi dari Electronic Distance Measurement (EDM) 2 cm per hari.

Kenali Tanda Cacing Masuk ke Kulit, Seperti yang Dialami Anak Anji

Pemendekan jarak EDM terukur dari sejumlah pos dan titik ukur di sekeliling Gunung Merapi. “Ini menunjukkan erupsi berikutnya sudah semakin dekat,” ujarnya dalam pembukaan Webinar Dasawarsa Merapi 2010, Senin (26/10/2020). seperti dikutip Harian Jogja.

Hanik menjelaskan erupsi Gunung Merapi kali ini merupakan rangkaian erupsi yang panjang yang dimulai sejak Mei 2018. Dia memperkirakan erupsi yang akan datang tidak sekuat erupsi 2010.

Rangkaian erupsi kali ini sudah berlangsung dua tahun lebih, dimana erupsi didominasi gas yang sifatnya eksplosif. Tetapi, indeks eksplosifitasnya terendah, yakni 1. Tingkat erupsi ini hanya 1/1000 dibanding erupsi 2010.

Pemerintah Putuskan Upah Minimum 2021 Tak Naik!

Seperti Erupsi pada 2016

Berdasarkan data pemantauan, diperkirakan erupsi berikutnya tidak akan sebesar erupsi 2010 dan cenderung mengikuti perilaku erupsi sebelumnya, yakni pada 2006.

“Erupsi Merapi adalah keniscayaan, masyarakat sudah beradaptasi. Hidup harmoni dengan Merapi tidak sekadar slogan, namun menjadi bagian pola hidup masyarakat Gunung Merapi,” ungkapnya.

Dia meminta masyarakat, pemerintah, dan instansi terkait harus siap hadapi krisis Merapi ke depan. Di antaranya dengan mengambil pelajaran mitigasi erupsi pada tahun 2010.

Libur Panjang, Gugus Tugas Covid-19 Sukoharjo Perketat Pemeriksaan Kesehatan Penumpang di Terminal

Di sisi lain, dia mengingatkan dengan belum berakhirnya pandemi covid-19, penanganan saat erupsi Gunung Merapi sangat berbeda dengan bencana serupa saat tanpa pandemi.

Informasi mengenai hal ini harus tetap sampai kepada pemangku kepentingan dan masyarakat. Selain itu, saat terjadi krisis, operasional penanganan kebencanaan harus berjalan.

“Bagaimana data pemantauan harus tersedia secara kontoniu, evaluasi dan analisis data harus tetap bisa dilakukan walapupun kami semua laksanakan WFH [work from home],” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya