SOLOPOS.COM - Penumpang naik Bus Rapid Transit  (BRT) Trans Jateng Koridor I di Jl. Solo-Purwodadi, tepatnya di depan MTsN 8 Sragen, Desa Kalimacan, Kecamatan Kalijambe, Sragen, Kamis (18/11/2021). (Solopos.com/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SOLO–Dinas Perhubungan (Dishub) Jateng akan membuka koridor atau rute baru, yakni Solo-Wonogiri pada 2023 mendatang. 

Koridor Solo-Wonogiri itu melalui Terminal Tirtonadi Solo-Sukoharjo hingga Terminal C Wonogiri.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Design Engineering Detail (DED) direncanakan selesai pada September 2022 ini.

“Untuk menentukan berapa halte yang disiapkan di Solo berapa, Sukoharjo berapa, Wonogiri berapa, unitnya berapa belum. Cuma kalau koridornya sudah bisa. Karena nanti kita lanjutkan DED-nya lagi baru September,” ujar Kasi Sarana dan Prasarana Dishubprov Jateng, Tatas Euxguwin, saat dihubungi Solopos.com, Rabu (6/7/2022).

Menurut dia, penambahan koridor BRT Trans Jateng Solo-Wonogiri juga menjadi salah satu bukti pemerintah daerah provinsi melaksanakan amanat UU No. 22/2009 Pasal 139 Ayat 2.

Baca Juga: Dishub Jateng : BRT Trans Jateng Bukan Pesaing Bus Bumel

“Pemerintah Daerah provinsi wajib menjamin tersedianya angkutan umum untuk jasa angkutan orang dan/atau barang antarkota dalam provinsi,” begitu bunyinya.

Tatas juga mengatakan biaya operasional BRT Trans Jateng juga mendapatkan subsidi. Sehingga bisa diakses seluruh lapisan masyarakat.

Tarif BRT Trans Jateng untuk pelajar Rp2.000, sedang tarif penumpang umum Rp4.000.

Dia menambahkan jarak Terminal Tipe A Tirtonadi hingga Terminal Wonogiri Kota Tipe C kurang lebih 36,6 km. Waktu tempuh yang diperlukan sekitar 68 menit.

Tatas menggambarkan butuh biaya bahan bakar mesin (BBM) Rp20.000 bagi kendaraan pribadi untuk menempuh jarak tersebut.

Baca Juga: BRT Trans Jateng Solo-Wonogiri Meluncur 2023, Bus Bumel Tambah Pesaing

Bila dibandingkan ada pemangkasan hampir 10 kali lipat bila penumpang adalah pelajar dan 5 kali lipat bila penumpang adalah masyarakat umum. Belum lagi tenaga yang dihabiskan saat perjalanan.

“Itu kan pelajar hanya Rp2.000, sedangkan penumpang umum Rp4.000. Bisa diperhitungkan mawon itu bisa memangkas berapa persen dibanding pake kendaraan pribadi,” tuturnya.

Sebelumnya, Dishub Jateng menyatakan BRT Trans Jateng tidak akan menjadi pesaing bus bumel.

BRT dan bus trayek sama-sama menjadi penyedia layanan transportasi darat bagi masyarakat sesuai kebutuhan masing-masing.

“Enggak, tidak akan jadi pesaing. Kita sama-sama menyediakan layanan transportasi buat masyarakat, yang terbaik,” jelas dia.

Baca Juga: Bus Kota Solo Tempo Dulu: Punya Kenangan Naik Atmo, Nusa, Atau Surya?

Menurut dia, tidak ada persaingan antara bus bumel dan BRT Trans Jateng.

Hal itu salah satunya karena BRT Trans Jateng tidak bisa menaik-turunkan penumpang di sembarang tempat. Penumpang hanya boleh naik-turun di lokasi atau halte pemberhentian bus yang telah ditentukan.

“Kan kita [BRT Trans Jateng] tidak bisa naik-turunkan penumpang di sepanjang jalan. Ada halte dan aturan yang wajib dilaksanakan. Jadi ya enggak bersaing dengan bus biasa,” jelas dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya