SOLOPOS.COM - Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, (kedua dari kiri) menghadiri konferensi pers event Apokaliptika a Journey of Rock In Solo di Omah Sinten Solo, Senin (22/11/2021). (Espos/Kurniawan)

Solopos.com, SOLO — Sejumlah pentolan festival musik cadas bertajuk Rock In Solo berencana menggelar pesta temu kangen bertajuk Apokaliptika A Journey of Rock In Solo 2021.

Acara tersebut akan digeber di Convention Hall Terminal Tirtonadi pada 18 Desember 2021. Acara bertajuk Apokaliptika A Journey of Rock In Solo 2021 itu diproyeksikan menjadi pemanasan menuju festival musik sesungguhnya tahun 2022.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pendiri Rock In Solo sekaligus vokalis Down For Life, Stephanus Adjie, bersama Wali Kota Solo menyelenggarakan konferensi pers Apokaliptika A Journey of Rock In Solo 2021 di Kulonuwun Coffee Saka Omah Sinten, Solo, Senin (22/11/2021).

Baca Juga : Pemkot Punya Bukti Baru Sengketa Sriwedari, DPRD: Langsung Gerak!

Adjie, sapaan akrab Stephanus Adjie, menuturkan Rock In Solo kali pertama digelar tahun 2004 dan kali terakhir diselenggarakan tahun 2015.Hingga saat itu, Rock In Solo sudah berlangsung sembilan kali.

Beberapa waktu terakhir, pelaku event tersebut merasa perlu untuk segera kembali. Setelah beberapa kali berembuk, akhirnya pesta temu kangen akan digeber 2021 ini. Pesta temu kangen setelah vakum enam tahun terakhir.

Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, mengakui event yang akan digelar pertengahan Desember 2021 itu atas masukannya. Dia ingin sejumlah event yang sebelumnya vakum agar kembali aktif.

Baca Juga : Kawanan Kera Serbu Ladang di Jiwan Klaten, Petani Pusing

“Terima kasih Mas Adjie dan teman-teman mendukung inisiasi saya menghidupkan event ini. Karena sekali lagi, di tengah pandemi tidak boleh berhenti ya. Justru dengan sudah di Level 2 dan kasus kian menurun, event harus genjot lagi,” urai dia.

Setelah dua kali melakukan pertemuan dan mencari sponsor, menurut Gibran, acara tersebut bisa digelar. “Alhamdulillah dengan waktu sangat terbatas Mas Adjie bolak-balik cari sponsor. Alhamdulillah meeting kami dua kali,” papar dia.

Adjie menjelaskan Rock In Solo (RIS) kali pertama digelar 2004 dilandasi semangat membara anak-anak muda yang ingin bersenang-senang dengan cara mereka. Setelah belasan tahun berjalan, niat bersenang-senang itu nyatanya masih ada.

Baca Juga : Bandel! Masih Ada Perokok di Kawasan Tanpa Rokok Malioboro

“Ketika kami [saat ini] sudah tidak muda lagi, niat untuk bersenang-senangnya belum selesai. Mas Gibran yang meminta kami untuk bersenang-senang lagi dan menggugah kami untuk kembali menggelar acara tersebut,” terang dia santai.

Ihwal berhentinya Rock In Solo setelah tahun 2015, Adjie menuturkan banyak kendala yang dihadapi. Mulai dari tempat hingga sponsor acara. Dia menyampaikan calon sponsor berpikir dua kali untuk andil di Rock In Solo.

“Solo seksi, tapi uangnya belum seksi. Saat itu sponsor selalu bertanya kenapa enggak bikin event-nya di Jogja atau Semarang. Tahun 2015 kami merasa lelah dengan problema yang ada. Sehingga waktu itu kami berpikir harus berhenti.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya