Solopos.com, SOLO — Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo akan kembali melakukan uji swab PCR secara acak pada siswa dari 29 sekolah jenjanng SD, SMP, dan SMA sederajat pada bulan ini bakal diulang November nanti. Upaya mitigasi tersebut bakal dilakukan rutin seiring pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM).
Kepala DKK Solo, Siti Wahyuningsih, mengatakan 29 sekolah jenjang SD, SMP, dan SMA sederajat itu berbeda dengan sasaran pada Oktober ini. Langkah itu sesuai arahan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Ning, panggilan akrabnya, mengaku tak khawatir apabila upaya mitigasi itu bakal menemukan kasus positif Covid-19 pada siswa maupun guru di sekolah sasaran.
“Apa pun hasilnya sebagai evaluasi. Daerah lain kalau melakukan atau dijadikan lokus dari Kemenkes dengan metode sama seperti ini hasilnya juga bisa beda,” jelasnya kepada wartawan, Kamis (21/10/2021).
Baca Juga: Berusia 100 Tahun, Taman Balekambang Solo Siapkan Sajian Istimewa
Kalau nanti dari tes swab acak di 29 sekolah itu, ada lagi siswa-siswi di Solo yang terdeteksi lebih dini, antisipasinya lebih cepat dilakukan. Menurut Ning, yang terpenting setiap ada temuan kasus baru, DKK selalu melakukan tracing dan treatment.
Menyumbang Jumlah Kasus
Swab acak dengan metode PCR yang dilakukan di 29 sekolah setingkat SD, SMP, SMA/SMK sejak 13 Oktober lalu dipastikan rampung pada Kamis (21/10/2021) lalu. Kegiatan serupa juga berlangsung di empat provinsi, yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali.
Hal itu sebagai acuan evaluasi dan monitoring pelaksanaan PTM terbatas di tengah pandemi Covid-19. Di Jawa Tengah, Kota Solo dan Semarang dipilih menjadi lokasi kegiatan tes swab acak di lingkungan sekolah.
Baca Juga: TSTJ Solo Penuh Pengunjung, Pengelola Harus Kerja Keras Pecah Kerumunan
Ke-29 sekolah di Solo itu terdiri dari 17 SD sederajat, delapan SMP sederajat, dan empat SMA/SMK sederajat. Di setiap sekolah, DKK mengambil 33 sampel yang terdiri dari 30 siswa dan tiga guru.
Ketua Pelaksana Satgas Penanganan Covid-19 Kota Solo, Ahyani, mengatakan temuan kasus di sekolah turut menyumbang penambahan angka kasus harian dan kasus aktif. Namun, penambahan kasus aktif secara umum terbilang rendah.
“Di luar kasus PTM terbatas kenaikannya tipis. Untuk siswa dan guru yang dinyatakan positif statusnya isolasi mandiri karena tanpa gejala,” bebernya.