SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Saat detik terakhir menunggu sang kekasih hati…itulah waktu yang paling mendebarkan. Itu pulalah momentum jiwa, ketika mengalami dua keadaannya: khawatir jika sang kekasih yang dinanti tidak jadi datang, dan harapan yang bergejolak karena desakan kerinduan untuk segera bertemu dengannya.

Kerinduan semakin membuncah saat Rasulullah yang mulia, Muhammad SAW, mengungkapkan sifat dan ‘kecantikan’ Ramadan di hadapan mereka:

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Wahai manusia, kini telah dekat saatnya bagimu bertemu dengan bulan yang Agung, penuh dengan berkah dan di dalamnya terdapat satu malam yang kemuliannya lebih dari seribu bulan…Apabila tiba Ramadan, dibukalah pintu-pintu surga, ditutuplah pintu-pintu neraka dan syetan-syetan dibelenggu…Pintu-pintu rahmat dibuka, pintu-pintu jahannam ditutup dan syetan-syetan dirantai…”

Kenapa Ramadan sedemikian istimewa? Karena Allah SWT mewajibkan kita berpuasa sebulan penuh di dalamnya. Tidak ada bulan, selain Ramadan, dimana Allah mewajibkan hamba-hamba-Nya untuk berpuasa di dalamnya. Ramadan telah dipilih olehNya untuk tugas agung tersebut.

Bagaimana kita memahami bahwa puasa merupakan tugas agung dan ibadah yang istimewa, sehingga Ramadan menjadi mulia dengannya? Karena Allah SWT mengkhususkan ibadah puasa untuk-Nya tidak sebagaimana amal selainnya. Allah SWT berfirman dalam sebuah hadits qudsi: “Semua amal anak Adam (manusia) untuknya kecuali puasa. Karena sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan memberikan ganjarannya.”

Apa makna bahwa ‘puasa itu untuk-Ku’? Maknanya ialah, puasa itu adalah ibadah yang sangat privacy antara hamba denganNya, ibadah yang sangat rahasia antara kita dengan Allah SWT.

Demikian sebagaimana diungkap Rasulullah SAW dalam hadits shahih. Bahkan di akhirat kelak, orang yang berpuasa akan dikenali dari bau mulutnya yang wangi seperti minyak kesturi. Subhaanallah…ini semua merupakan keistimewaan dan kemuliaan ibadah puasa. Ia juga berfungsi sebagai pertahanan diri (junnatun) dari perbuatan dosa dan kemaksiatan serta tameng dari siksa api neraka.

Malah secara khusus, di akhirat Allah SWT telah menyediakan pintu surga Ar-Rayyan bagi orang-orang yang dengan penuh keimanan dan perhitungan (ihtisab) melakukan ibadah puasa.

Bulan Ramadan menjadi demikian istimewa karena Allah SWT menurunkan Alquran di dalamnya. Dan Alquran itulah yang menjadi petunjuk bagi kehidupan manusia sehingga mereka keluar dari kesesatan jahiliyah menuju cahaya Islam yang terang benderang. Allah SWT berfirman : “(beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (S. Al-Baqarah/2:185).

Di bulan Ramadan itu juga terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan. Ini tentu saja keutamaan yang luar biasa! Ada yang melakukan kalkulasi seribu bulan sekitar 83 (delapan puluh tiga ) tahun lebih. Ya, meski berlangsung hanya satu malam, namun nilainya begitu agung. Keagungan malam itu sebagaimana dijelaskan dalam surat Al-Qadar ialah karena Alquran diturunkan sebagai petunjuk bagi manusia, juga karena malaikat Jibril dan para malaikat lainnya turun dari langit untuk mengatur segala urusan.

Maka Allah SWT mengungkapnya : “…malam itu penuh kesejahteraan hingga terbitnya fajar (salaamun hiya hattaa mathla’il fajr).”

Kemuliaan Ramadan
Semua informasi mengenai keutamaan dan kemuliaan Ramadan di atas, tentu saja segera membangkitkan kebahagiaan dan kesungguhan untuk menyambut kehadirannya dan meraih kemuliaan di dalamnya. Kesiapan ruhani, mentalitas dan fisik, tentu saja sangat diperlukan. Mulai dari mempelajari kembali fiqih ibadah puasa dengan berbagai ibadah yang sangat dianjurkan di bulan Ramadan seperti mengakhirkan sahur, menyegerakan berbuka, bertadarus al-Qur’an, menghidupkan malam dengan shalat tarawih dan sebagainya.

Pada lingkup keluarga, suasana menyambut Ramadan dan semangat berpuasa harus mulai ditumbuhkan. Demikian pula pada lingkup lebih luas di masyarakat seperti anjuran dan motto positif untuk mengisi Ramadan dengan kegiatan-kegiatan bermanfaat.

Singkatnya, semua persiapan harus dilakukan mulai rohani, mentalitas, keilmuan, financial, sarana dan prasarana. Semua ini akan sangat mendukung tercapainya kesuksesan yakni terealisasikannya tujuan berpuasa di bulan Ramadan. Menjadi manusia yang bertaqwa (la’allakum tattaquun). Selamat berpuasa, semoga kita menjadi manusia yang benar-benar bertaqwa! Ahlan wa Sahlan Yaa Ramadan…!

Walloohu a’lamu bish showwaab.

Sigit Yulianta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya