SOLOPOS.COM - Saksi yang juga sahabat Mirna, Hanie Juwita Boon (kanan), bersama sejumlah pegawai kafe Olivier mengikuti rekonstruksi kejadian kasus kematian Wayan Mirna Salihin dalam persidangan dengan terdakwa Jessica Kumala Wongso di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jakarta, Rabu (27/7/2016). Kuasa hukum Jessica sempat mempertanyakan keberadaan sedotan yang dinilai merupakan salah satu fakta perjalanan sianida di kopi Mirna. (JIBI/Solopos/Antara/Yudhi Mahatma)

Sidang kopi bersianida memperkuat kesimpulan sianida masuk ke tubuh Mirna bersama kopi.

Solopos.com, JAKARTA — Ahli toksikologi forensik I Made Gelgel Wirasuta yang dihadirkan dalam sidang es kopi bersianida di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat menggambarkan banyaknya sianida yang masuk dalam tubuh Wayan Mirna Salihin. Sianida itu dipastikan dalam jumlah besar dan masuk melalui kopi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Gambaran besarnya jumlah sianida itu terlihat dari sampel kopi bersianida yang diminum Wayan Mirna Salihin. Sampel kopi 1 mengandung kadar sianida (NaCN) 7.400 mg/L, sedangkan sampel kopi 2 mengandung sianida 7.500 mg/L. Saat diukur, PH kopi tersebut mencapai 13, atau sangat basa.

Sedangkan dalam tubuh korban Mirna, PH lambung saat diotopsi mencapai 5,5 atau jauh lebih basa dari kondisi normal (PH 1,3 atau sangat asam). “PH 5,5 dan ada ion sianida terdeteksi 0,2 mg/L,” kata Made, Kamis (25/8/2016).

Berdasarkan hasil otopsi, kondisi lambung mengalami korosi yang sangat tebal dan terjadi diseluruh permukaan lambung. Asam lambung korban mengalami kontak dengan sianida dalam jumlah besar sehingga merusak seluruh permukaan lambung. “Ini yang menjadikan fakta bukti, lambung korban mengalami korosi. Penyebabnya sianida yang diminum,” kata Made dalam kesimpulannya.

Kesimpulan tersebut berdasarkan perubahan PH lambung dari 1,3 (normalnya) menjadi 5,5. Dengan volume lambung 75 ml dan asam HCl 50-100 mMol, dibutuhkan Na CN sebanyak 183,73-367,5 mg untuk menjadikan PH lambung mendekati netral.

Sedangkan kadar sianida dalam kopi yang mencapai sehingga 12,8-27,2 mg dinilai sudah cukup mengakibatkan PH lambung mendekati netral. Dengan hitungan berat badan normal Mirna (diasumsikan 60 kg), maka sianida yang masuk tubuh Mirna dihitung mencapai 47,22-36,75 mg.

Made juga memastikan kopi itu masuk bersama kopi. Sianida padat akan menjadi ion sianida yang menyebabkan PH dalam gelas kopi Mirna mencapai 13. Karena lambung bersifat asam, maka sianida berubah menjadi gas sianida yang terlarut dalam cairan lambung.

“Gas ini mudah menembus dinding lambung menuju darah. Sepanjang permukaan lambung mengalami korosi, artinya di dalam lambung tak ada barrier sianida menuju darah, sangat cepat. Begitu sampai lambung, sianida masuk ke darah.”

Karena reaksi sianida sangat cepat menjadi gas, otomatis di dalam lambung sisanya pasti berkurang. Di dalam tubuh, sianida ini tidak diam dan sistem tubuh otomatis melakukan detoksifikasi. Baca juga: Rekonstruksi Pembuatan Kopi Bersianida, Inilah yang Paling Mungkin Memasukkan Racun.

“Ketika dia masuk ke dalam tubuh, artinya berpotensi masuk ke dalam darah. Kenapa masih ada sisa? Karena ada faktor lain, yaitu korban telah diawaetkan 3 hari sebelum diotopsi. Terjadilah yang namanya post mortem distribution, yaitu sel tidak mampu lagi mempertahankan tegangan permukaan sehingga sianida terdistribusi ke manapun. Ini yang membuat konsentrasi sianida berkurang dalam lambung,” ujarnya.

Meski demikian, sianida itu tidak bisa ditemukan di organ-organ lain karena sudah menghilang sebagai gas. Namun, hal ini masih bisa dilacak mengingat ada sisa kopi yang masih ada di organ-organ tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya