SOLOPOS.COM - Warga beristirahat usai mencari rumput di lereng Gunung Merapi, Cangkringan, Sleman, D.I. Yogyakarta, Minggu (15/8/2021). (Antara)

Solopos.com, SLEMAN —Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman menyiagakan 20 unit early warning system (ews) di lereng Merapi dan Prambanan untuk mengantisipasi banjir lahar di Kali Gendol dan Kali Boyong.

Kepala Seksi Mitigasi Bencana BPBD Sleman, Joko Lelono, mengatakan potensi bencana ekstrem musim hujan ini merujuk pada peringatan dini Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). BPBD Sleman merasa perlu mengantisipasi potensi bencana ekstrem banjir lahar dari sejumlah sungai yang berhulu Merapi, seperti Kali Gendol dan Kali Boyong.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Baca Juga : Muncul Klaster Baru Covid-19 di Bantul, Dari Kegiatan Senam Sehat

“Itu terjadi jika intensitas hujan di atas Merapi tinggi dengan durasi lama. Kami siapkan 20 ews untuk memantau potensi bencana banjir lahar di sungai-sungai yang berhulu Merapi,” kata Joko kepada Harian Jogja, Selasa (12/10/2021).

Ekspedisi Mudik 2024

Selain 20 ews, katanya, BPBD juga menyematkan satu sensor di Turgo untuk memonitor potensi banjir di sungai. Sensor akan mengabarkan potensi banjir melalui jaringan transmisi radio organisasi amatir radio Republik Indonesia atau Orari.

BPBD Sleman memasang tiga ews di perbukitan Prambanan yang berpotensi bencana tanah longsor. Tiga ews itu juga didukung 11 ews lain yang tertanam di tiga kalurahan, yaitu Sambirejo, Wukirsari, dan Gayamharjo.

Baca Juga : Klaster Tilik Muncul di Bantul, 9 Warga Positif Covid-19

“Kami juga melibatkan sukarelawan dan masyarakat jika sewaktu-waktu terjadi bencana. Masyarakat diminta waspada potensi bencana menghadapi cuaca ekstrim. Kalau ada potensi bencana atau peringatan dini dari BMKG, kami langsung sampaikan ke masing-masing kapanewon,” katanya.

Selain banjir dan bencana alam tanah longsor, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman, Makwan, menambahkan BPBD berkoordinasi dengan sejumlah pihak memangkas pepohonan yang berpotensi tumbang saat terkena angin kencang.

Masyarakat juga diminta membersihkan saluran air dan kali. Khusus wilayah perbukitan di Prambanan, tutur Makwan, potensi bencana tanah longsor maupun bebatuan masih bisa terjadi. Hal itu karena struktur tanah di kawasan tersebut.

Baca Juga : Sleman Mulai Gelar Uji Coba PTM Jenjang SD

“Sebelumnya kan kemarau. Ini berpotensi memunculkan rekahan pada tanah. Ini harus diwaspadai oleh masyarakat. Rekahan tanah jika tidak segera dibenahi akan berpotensi longsor saat kemasukan air hujan. Apalagi hujan turun intensitas tinggi,” jelas dia.

BPBD Sleman menghimbau sukarelawan kebencanaan dan masyarakat mengecek rekahan tanah di sekitarnya perbukitan. “Ya hampir semua kalurahan di Prambanan memiliki potensi bencana tanah longsor. Kami sudah meminta warga di lereng bukti meningkatkan kewaspadaan. Terutama saat hujan deras.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya