SOLOPOS.COM - Daryono, 62, sedang menambal ban sepeda motor di tempatnya di pinggir jalan Kelurahan Gajahan, Pasar Kliwon, Senin (5/11/2012). (Foto: Muhammad Khamdi/JIBI/SOLOPOS)

Daryono, 62, sedang menambal ban sepeda motor di tempatnya di pinggir jalan Kelurahan Gajahan, Pasar Kliwon, Senin (5/11/2012). (Foto: Muhammad Khamdi/JIBI/SOLOPOS)

SOLO–Daryono, 62, tahu betul bagaimana memerhatikan pendidikan sang buah hati. Pria yang kesehariannya bekerja sebagai tukang tambal ban ini mampu menyekolahkan dua putranya hingga jenjang perguruan tinggi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Keinginan Daryono untuk menomorsatukan pendidikan lahir dari lubuk hatinya, tidak ada paksaan dari dua anaknya.

Pria lulusan Sekolah Rakyat (SR) era 1955-an sadar betul bahwa dunia pendidikan sangat dibutuhkan bagi generasi penerusnya.

Pria yang pernah bekerja sebagai sopir angkutan umum ini rela selama belasan tahun mengayuh sepeda onthel tiap hari dari rumahnya di Danukusuman RT 002/RW 006, Serengan menuju tempat emperan tambal ban di pinggir jalan Kelurahan Gajahan, Pasar Kliwon.

Rupiah demi rupiah tiap hari dia kumpulkan untuk membiayai anaknya kuliah.

“Walau pun kerja saya seperti ini, namun saya punya keinginan bahwa kelak anak saya harus lebih baik dari kondisi saya sekarang,” tutur Daryono membuka perbincangan dengan Solopos.com, di sela-sela kesibukannya menambal ban, Senin (5/11/2012).

Keinginan itulah yang menjadi prinsip hidup Daryono hingga sekarang. Daryono berujar, ketika manusia punya kemauan, pasti ada jalan.

Daryono dengan nada merendah mengatakan salah satu anaknya lulus dengan memeroleh predikat cumlaude. “Anak saya masuk kuliah tahun 2002 di kampus Universitas Sebelas Maret (UNS) ambil jurusan Akuntasi dan lulus 2006. Sekarang sudah kerja sebagai PNS di Dinas Kehutanan Kalimantan,” papar Daryono dengan senyum.

Daryono mengakui semua biaya kuliah murni dari dana penghasilan kerja sebagai tukang tambal ban yang sehari-hari memeroleh uang dengan angka rata-rata senilai Rp30.000.

“Yang namanya hidup harus berani berjuang. Artinya berjuang untuk menjadi yang lebih baik. Dan semua itu saya ajarkan kepada anak-anak saya,” tuturnya penuh bijak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya