SOLOPOS.COM - Salah satu shelter PKL di Kota Solo. (JIBI/SOLOPOS/Dwi Prasetya)

Salah satu shelter PKL di Kota Solo. (JIBI/SOLOPOS/Dwi Prasetya)

SOLO–Pedagang kaki lima (PKL) di sekitar Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) mengeluhkan kondisi bangunan shelter yang mulai rusak. Mereka khawatir shelter yang ditempati jebol.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Salah satu pedagang Dwi Ristanto ketika dijumpai Solopos.com, Selasa (18/9/2012), menuturkan kondisi bangunan shelter yang retak. Begitu pula pada bagian lantai juga mulai retak dan mengelupas. Dia mengaku khawatir terutama jika musim penghujan tiba disertai angin kencang. Menurutnya kejadian pohon ambruk hingga memporak-porandakan bangunan shelter membuat pedagang trauma.

“Di sini kan banyak pohon besar. Kalau hujan ditambah angin, terus tumbang bisa langsung ambruk bangunannya. Wong sekarang saja sudah pada retak-retak,” tuturnya.

Dia menilai kualitas dalam pelaksanaan proyek pembangunan shelter dinilai kurang baik. Sehingga bangunan sudah mengalami retak pada bagian tembok dan lantai. Saat ini, dia menuturkan dari 13 shelter hanya tiga yang beroperasi. Sementara lainnya tutup dan dibiarkan mangkrak.

“Hanya tiga yang buka, lainnya tutup. Sekarang malah sering digunakan pengamen kumpul-kumpul di shelter,” imbuhnya.

Pedagang lain, Sukardiyanto alias Lento juga mengeluhkan kualitas bangunan shelter yang buruk. Sehingga banyak tembok yang kondisinya retak dan dikhawatirkan ambruk.

“Biasa lah kalau proyek seperti ini. Sekarang lihat saja di sekitar Jurug, banyak shelter yang tidak ditempati. Padahal kalau didata ada pemiliknya,” kesalnya.

Dia bersama pedagang lain berharap penataan dan penertiban PKL dilakukan secara maksimal. Dengan demikian tidak ditemukan banyak shelter yang kosong, bahkan dibiarkan mangkrak. Dia mencontohkan seperti halnya shelter di sekitar TSTJ maupun depan Makam Pahlawan. Dari puluhan shelter yang bangun, lanjutnya, hanya sekitar 30% yang beroperasi. Begitu pula dengan  kondisi kios di Pasar Panggungrejo. Hampir sebagian besar kios yang dibangun masih kosong.

“Kami hanya berharap Pemerintah bisa lebih bijak dalam menata dan menertibkan PKL,” harapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya