SOLOPOS.COM - Stan Sharp Indonesia. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO — PT Sharp Electronics Indonesia yakin penjualan beberapa produk elektronik pada tahun kelinci air ini akan mencatatkan kinerja baik.

Sebab, ada dua momen hari besar pada kuartal pertama (Q1) dan kuartal kedua (Q2) 2023, Januari-Juni 2023.

Promosi Liga 1 2023/2024 Dekati Akhir, Krisis Striker Lokal Sampai Kapan?

Hal itu diungkapkan oleh Assistant General Manager Marketing Communication PT Sharp Electronics Indonesia, Agus Soewadji.

“Q1 Q2 ada Lebaran dan Imlek kami masih optimistis. Masih bagus. Market kami, optimis,” kata dia saat dihubungi Solopos.com, Jumat (13/1/2023).

Survei Konsumen (SK) oleh Bank Indonesia (BI) pada Desember 2022 menunjukkan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat dibanding November 2022. Hal tersebut dapat dilihat dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Desember 2022 menjadi 119,9. Sementara IKK pada November 2022 yakni 119,1.

Pada momen Idulfitri, kata Agus, banyak konsumen mencari produk lemari pendingin ukuran kecil dan mesin cuci. Agus menduga hal itu disebabkan banyak asisten rumah tangga (ART) mudik.

Fakta tersebut memengaruhi perilaku konsumen dalam pembelian produk elektronik seperti mesin cuci dan lemari pendingin.

Sementara saat Imlek, sambung Agus, konsumen banyak mencari lemari es ukuran besar, seperti lemari es empat pintu. Ada tren juga pembelian TV LED ukuran besar.

Demand besar saat imlek. LED size besar, dari dulu selalu [seperti itu tren penjualan] dekat [menjelang] Imlek,” katanya.

Optimisme 2023 juga didukung kinerja penjualan televisi. Ini disebut Agus juga didukung realisasi program analog switch off (ASO) atau penghentian siaran TV analog. ASO direalisasikan dalam tiga tahap pada 112 wilayah layanan.

Mengutip kominfo.go.id, 112 wilayah layanan siaran itu berada di 341 kabupaten dan kota. Meski ASO tahap terakhir terjadwal pada 2 November 2022, Agus mengatakan masih banyak masyarakat yang menggunakan TV cathode ray tube (CTR) atau TR tabung.

Ini menjadi pasar yang diyakini Sharp akan bertahan sepanjang 2023. Apa lagi TV digital dengan ukuran 24 inci dan 32 inci. “Karena khususnya TV masih ada digital [program ASO]. TV CRT masih banyak, mereka butuh TV digital. Asumsi 2023, pasar TV masih oke khususnya 32 inci dan 24 inci karena pergantian ASO,” lanjutnya.

Kemampuan konsumen untuk membeli produk TV digital juga berbeda. Meski saat ini masih banyak konsumen mencari TV digital dibanding set top box (STB), konsumen dengan kemampuan finansial yang kecil dimungkinkan akan memilihSTB.

Potensi permintaan kebutuhan STB tersebut diprediksi masih akan laris hingga September 2023. “Yang beli STB mungkin akan booming sampai September 2023. Kalau punya duit pasti beli TV digital baru,” kata Agus.

Strategi Sharp

Pemetaan pasar tersebut dibarengi dengan sederet strategi yang telah disiapkan. Salah satunya aktivasi program. Pertama, Sharp fokus sell out ke seluruh toko elektronik di berbagai wilayah. Sell out dilakukan pada masa pandemi Covid-19 hingga saat ini.

“Sepanjang pandemi sampai sekarang kami sell out, program ke toko, [menyampaikan] bahwa ini kita punya sell out kami enggak lihat season,” katanya.

Kedua, promo toko dan ekspedisi hingga ke pelosok dengan aktivasi loka pasar atau e-commerce.

“Kami ada truk yang jalanin ke pelosok. Aktivasi digital e-commerce semua kita jalankan kita yakin kok market akan lebih naik lagi,” lanjutnya.

Di samping itu, sambung dia, PT Sharp Electronics Indonesia juga telah membangun pabrik air conditioner (AC) yang menempati lahan seluas 3,5 hekatre di Karawang International Industrial City (KIIC), Karawang, Jawa Barat.

Pabrik ini diproyeksikan sebagai basis produksi dan ekspor untuk negara-negara ASEAN. Pabrik tersebut akan memproduksi tipe inverter dan noninverter.

Sharp melalui id.sharp mengungkapkan pada tahun pertama pengoperasian pabrik AC Sharp Indonesia menargetkan kapasitas produksi sekitar 900.000 unit per tahun. Kapasitas tersebut akan ditingkatkan sebesar 150.000 unit pada tahun berikutnya.

Dilansir kemenperin.go.id, PT Shar Eletronics Indonesia (PT SEID) berinvestasi Rp640,2 miliar untuk produksi AC. Produksi AC itu berkapasitas 1,2 jut unit per tahun. Investasi itu juga diproyeksikan menyerap tenaga kerja hingga 1.000 orang.

Pabrik AC Sharp
Sesi kunjungan industri saat ground breaking pabrik AC Sharp Indonesia.

Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, mengatakan realisasi investasi PT SEID menjadi salah satu upaya memperdalam struktur di sektor industri elektronika. Ini juga menjadi upaya subtitusi impor.



Sebab, per Februari 2022 lalu, Kementerian Perindustrian mencatat impor produk elektronika tembus US$25,5 miliar. Dan produk AC menyumbang nilai impor sangat tinggi, yakni US$495 juta.

“Realisasi investasi tersebut sejalan dengan upaya pemerintah yang saat ini sangat serius melakukan pengelolaan dan perbaikan iklim usaha industri,” kata Agus Gumiwang Kartasasmita saat peletakan batu pertama produksi AC PT SEID di Karawang, Februari 2022 lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya