SOLOPOS.COM - Koper merah dihadirkan dalam pengungkapan kasus penemuan mayat dalam koper di Mapolres, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (18/3/2023). (ANTARA/M Fikri Setiawan)

Solopos.com, BOGOR — Motif pembunuhan berujung mutilasi yang dilakukan DA terhadap pasangan gay-nya, R, masih gelap.

Polisi menyebut sebelum terjadinya pembunuhan pasangan sejenis itu terlibat pertengkaran.

Promosi Tenang, Asisten Virtual BRI Sabrina Siap Temani Kamu Penuhi Kebutuhan Lebaran

Namun pemicu pertengkaran itu masih didalami aparat kepolisian.

Fakta baru yang muncul, tersangka DA mengambil uang senilai Rp30 juta di rekening korban setelah terjadinya pembunuhan.

Kasatreskrim Polres Bogor, AKP Yohanes Redhoi Sigiro menjelaskan berdasarkan pengakuan tersangka, setelah melakukan pembunuhan DA mengambil uang di rekening milik R senilai Rp30 juta.

“Yang diambil Rp30 juta tapi untuk ATM lain masih kita dalami,” kata Sigiro seperti dikutip Solopos.com dari Antara.

Menurut Kasatreskrim, dari pengakuan tersangka, meski R merupakan pasangan gay-nya tapi R pernah berkeluarga.

Ketika keduanya bertemu posisi R sudah bercerai dengan istrinya.

“Untuk si korban sendiri pernah berkeluarga tapi sudah berpisah. Si pelaku pengakuannya sudah memiliki keluarga dan memiliki anak tapi masih kami dalami, yang bersangkutan baru saja sampai dari Yogyakarta,” paparnya.

Sebelumnya diberitakan, seorang pria berinisial R, 43, korban mutilasi yang ditemukan dalam koper merah di Desa Singabangsa, Tenjo, Kabupaten Bogor, Jawa Barat beberapa hari lalu diduga dihabisi pasangan gay-nya berinisial DA, 35.

R yang merupakan penerjemah bahasa Mandarin dihabisi pelaku di apartemennya di Tangerang, Banten.

Fakta itu diungkapkan Kapolres Bogor, AKBP Iman Imanuddin, Sabtu (18/3/2023).

Menurut Kapolres Bogor, dari pengakuan tersangka R merupakan pasangan gay-nya tapi pernah menikah.

Saat bertemu dengan tersangka, korban R sudah bercerai dari istrinya.

“Untuk si korban sendiri pernah berkeluarga tapi sudah berpisah. Tapi si pelaku pengakuannya sudah memiliki keluarga dan memiliki anak tapi masih kami dalami, yang bersangkutan baru saja sampai dari Yogyakarta,” paparnya seperti dikutip Solopos.com dari Antara.

AKBP Iman Imanuddin menambahkan, korban yang berasal dari Medan, Sumatra Utara telah tinggal bersama dengan tersangka DA, 35, di sebuah apartemen yang berlokasi di Cisauk, Kabupaten Tangerang, Banten.

Sehari-hari, kata dia, korban bekerja sebagai penerjemah bahasa Mandarin.

Tersangka yang seorang driver Grab kali pertama mengenal korban saat memesan aplikasi perjalanan tersebut.

“Karena korban pesan Grab kemudian pelaku sebagai driver merasa cocok langganan, kemudian mereka tinggal bersama,” kata Iman.

Pada hari kejadian, keduanya terlibat pertengkaran yang berujung kasus pembunuhan dan mutilasi.

DA membunuh R dengan menggunakan pisau dapur.

Kemudian, kata Iman, DA memutilasi R dengan menggunakan alat gerinda untuk memisahkan tubuh korban.

“Karena ada rasa ketakutan menghilangkan mayatnya, kemudian tersangka menggunakan alat potong gerinda untuk memotong bagian kaki dengan bagian kepalanya,” kata Iman.

Lalu, bagian kepala dan kedua kaki korban beserta alat gerinda dibuang oleh DA di Sungai Cimanceuri, Tangerang.



Sebelumnya diberitakan, warga Desa Singabangsa, Tenjo, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menemukan sebuah koper berwarna merah yang berisi potongan tubuh manusia atau mayat korban mutilasi, Rabu (15/3/2023).

“Iya benar di wilayah Tenjo dan masih proses olah TKP [tempat kejadian perkara] pihak Satreskrim dan Polsek Tenjo,” kata Kasihumas Polres Bogor Iptu Desi Triana dalam keterangannya di Bogor, Jawa Barat, dikutip dari Antara.

Koper berukuran sekitar 28 inci itu ditemukan sekitar pukul 07.30 WIB di pinggir jalan desa.

Dalam koper tersebut terdapat potongan tubuh manusia tanpa kepala dan kaki dengan dibalut plastik hitam.

Ketua RW setempat, Dendi, mengatakan dirinya menerima laporan dari masyarakat pada Rabu pagi mengenai penemuan mayat orang dewasa yang belum diketahui identitasnya.

“Kronologinya, warga ada yang melihat koper, entah isinya apa. Katanya, [koper] dibuka ditemukan mayat dimutilasi. Akhirnya, dia kaget, [lalu] lapor pada pihak RT setempat. Habis itu, RT melapor ke RW. Saya ke lokasi, ternyata sudah ramai,” kata Dendi.

Kemudian dia berkoordinasi dengan aparatur wilayah setempat untuk melakukan penanganan dengan menghubungi polisi.

Kapolsek Tenjo Iptu Suyadi mengaku tidak langsung melakukan olah TKP saat tiba di lokasi penemuan mayat karena menunggu petugas dari Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) Polri.

“Iya betul, tapi kami tidak langsung olah TKP. Kami tunggu Inafis dulu, sambil amankan TKP supaya jangan sampai tersentuh orang,” kata Suyadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya