Setya Novanto Kembali Jadi Ketua DPR, PDIP Ingin Kocok Ulang

Setya Novanto kembali menjadi Ketua DPR. Dalam rapat paripurna itu, PDIP juga mempertanyakan peluang adanya kocok ulang pimpinan DPR.

Solopos.com, JAKARTA — Setya Novanto akhirnya diambil sumpah kembali untuk menduduki jabatan lamanya sebagai Ketua DPR setelah rapat paripurna yang memutuskan pergantian jabatan tersebut hari ini, Rabu (30/11 2016). Rapat paripurna yang dipimpin oleh Wakil Ketua DPR Fadli Zon itu dihadiri seluruh fraksi di DPR, kecuali Ade Komarudin yang dilaporkan berobat ke Singapura.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Rapat paripurna berjalan relatif lancar setelah tidak satupun dari fraksi yang keberatan dengan pergantian tersebut. Sedangkan keputusan pergantian itu dituangkan dalam surat keputusan paripurna yang dibacakan di depan sidang.

Keputusan tersebut didasarkan surat yang diajukan oleh DPP Partai Golkar yang meminta pergantian posisi Ketua DPR dari Ade Komarudin (Akom) kepada Setya Novanto. Akom dilantik pada 11 Januari lalu setelah Novanto mengundurkan diri akibat terseret kasus “papa minta saham” PT Freeport Indonesia. Dalam kasus itu, Novanto dituding mencatut nama Presiden Joko Widodo untuk mendapat bagian saham Freeport.

Anggota DPR dari Fraksi PDIP Aria Bima mengusulkan pergantian Ketua DPR itu akan membuka peluang untuk dilakukannya revisi atas UU MD3. Bahkan dia menyebutkan bila terbuka peluang, maka PDIP sebagai pemenang Pemilu 2014 akan punya kesempatan untuk menduduki kursi pimpinan DPR.

“Kalaupun masih memungkinkan, apakah PDIP masih bisa mendapatkan kursi pimpinan DPR?” ujarnya mempertanyakan.

Sekjen PPP Dimyati Natakusumah meminta agar kepemimpin DPR dikocok ulang agar tercermin aspek keadilan dan kebersamaan. Menurutnya, kepemimpinan saat ini tidak proporsional dari sisi politik karena PDIP tidak mendapatkan jabatan sebagai pemenang Pemilu 2014. Sependapat dengan Arya Bima, Dimyati juga meminta kocok ulang itu dilakukan melalui revisi UU MD3.