SOLOPOS.COM - Ilustrasi swab test. Tes untuk tracing sulit dilakukan jika berkembang stigma negatif di masyarakat terhadap pasien positif Covid-19. (Reuters)

Solopos.com, JAKARTA -- Stigma negatif atau tindakan mengucilkan pasien Covid-19 di lingkungan sekitar alias tetangga membuat virus ini justru mudah menyebar.

Hal ini terungkap dari studi yang dilakukan Nilam Fitriani Dai pada Mei 2020. Studi tersebut menyebutkan stigma membuat persebaran penyakit Covid-19 makin tak terkendali.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Stigma negatif dari tetangga ini membuat orang-orang yang enggan dipantau dan diperiksa sebab khawatir akan terjadi diskriminasi dari lingkungan sekitar.

Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Bagi Peserta Kelas III Mulai Berlaku, Ini Angkanya

Akibatnya, mereka yang sebetulnya masuk ke dalam kelompok orang tanpa gejala (OTG) dan harus isolasi mandiri masih tetap berkumpul dan bergaul dengan warga lain.

“Akibatnya kemungkinan persebaran semakin tidak dapat diduga. Oleh sebab itu, stigma terhadap penderita atau mereka yang diduga menderita penyakit ini harus dihilangkan,” tulis Nilam.

Fakta bahwa ada masyarakat Indonesia yang mengucilkan pasien Covid-19 bukanlah isapan jempol. Di saat tetangga diharapkan menyokong kebutuhan pasien Covid-19, ada masyarakat yang justru menjauh dan mengucilkan.

Optimistis di Tahun Baru, Begini Prediksi Ekonomi Solo dan Sekitarnya

7 Persen Responden Mengucilkan

Fakta ini sejalan dengan studi yang digelar Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan ada tujuh persen responden menyatakan mengucilkan atau ada stigma negatif sebagai respons yang paling banyak dilakukan saat ada seseorang terinfeksi Covid-19 di lingkungan sekitar.

Survei yang sama menyebutkan 45 persen responden menjawab memperketat protokol kesehatan. Lebih jauh, Nilam menjelaskan pengucilan membuat orang-orang bersifat defensif dengan menyembunyikan kasus yang dialami.

Hal ini mencegah yang bersangkutan mendapatkan pertolongan yang tepat. Tindakan tracing, test, dan treatment (3T) akhirnya pun tidak bisa dilakukan. Hal ini jelas bakal mempersulit pencegahan dan penanganan pasien Covid-19.

Wuih! Boyolali Punya Istana Tenis Meja, Seperti Apa?

“Upaya yang harus dilakukan untuk menunjang keberhasilan penanganan Covid-19 adalah dengan cara membangun kepercayaan pada layanan dan sarana kesehatan yang ada, menunjukkan empati pada mereka yang terdampak, memahami penyakit itu sendiri dan mengadopsi langkah-langkah yang praktis dan efektif,” sambung Nilam dalam jurnal yang diterbitkan Literacyinstitute.org itu.

Stigma negatif di masyarakat juga terkait pemeriksaan Covid-19. Pandangan masyarakat soal testing selama ini identik dengan sesuatu yang menakutkan. Lebih-lebih jika hasil tes menunjukkan positif, orang khawatir akan terjadi stigma terhadap dirinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya