SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SRAGEN — Setiap dua hari sekali terdapat satu warga Sragen terinfeksi birus HIV/AIDS. Dari Januari hingga November 2018, tercatat ada temuan 209 kasus HIV/AIDS di Kabupaten Sragen. Ini berarti setiap dua hari, terdapat satu warga Sragen yang terinfeksi virus mematikan ini.

Dari 209 temuan kasus itu, HIV/AIDS menjangkiti 119 pria dan 90 wanita. Terhitung sejak 2000 hingga November 2018, total terdapat temuan 988 kasus HIV/AIDS di Bumi Sukowati.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Faktor gonta-ganti pasangan menjadi penyebab paling dominan penyebaran HIV/AIDS. Pada tahun ini, terdapat temuan 202 kasus HIV yang penyebarannya karena faktor heteroseksual.

Dalam dua tahun terakhir, faktor perinatal atau temuan kasus HIV/AIDS karena pembawaan sejak lahir menduduki peringkat kedua, menggeser faktor homoseksual. Pada tahun ini, terdapat temuan lima kasus HIV/AIDS karena faktor perinatal. Hanya ada temuan dua kasus HIV/AIDS karena faktor homoseksual.

“Ada sejumlah faktor mengapa temuan kasus HIV/AIDS karena faktor perinatal justru lebih banyak daripada faktor homoseksual. Pertama, ada kemungkinan si ibu yang hamil itu sudah tahu dirinya mengidap HIV/AIDS tapi tidak terbuka kepada suami. Kedua, si ibu yang hamil itu tahu tetap tidak ikut program PPIA [pencegahan penularan dari ibu ke anak]. Bukan berarti wanita yang terinveksi HIV/AIDS itu dilarang menikah atau punya anak, tetapi mereka harus didampingi. Kenyataan yang terjadi, layanan PPIA ini masih sedikit yang mengaksesnya,” terang Koordinator Pengelola Program Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Sragen Wahyudi saat ditemui Solopos.com di kantornya, Jumat (21/12/2018).

Dari 209 kasus HIV/AIDS pada tahun ini, 95 orang berlatar belakang wiraswasta, 54 orang ibu rumah tangga, 29 orang karyawan swasta, 9 orang pekerja seks komersial (PSK), 5 orang tenaga kerja Indonesia (TKI) dan lain-lain. Kebanyakan dari mereka masih berusia produktif antara 17-35 tahun.

“Pada semester pertama 2018, temuan kasus HIV/AIDS di Sragen menduduki peringkat pertama di Soloraya dengan. Pada semester kedua ini, kami belum menerima laporan dari KPA Provinsi Jateng,” ucap Wahyudi.

Meninggal Dunia

Pada tahun ini, terdapat sembilan orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Sragen yang meninggal dunia. Jumlah itu menurun mengingat pada 2017 terdapat 18 ODHA di Sragen yang meninggal dunia. Secara komulatif sejak 2000, total ada 114 ODHA di Sragen yang meninggal dunia atau 11,54% dari temuan 988 kasus.

Dibandingkan pada 2017, jumlah temuan kasus HIV/AIDS di Sragen pada tahun ini meningkat dari 187 kasus menjadi 209 kasus. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen Hargiyanto menyebut kasus HIV/AIDS ini ibarat gunung es. Artinya, jumlah kasus yang belum terungkap ke permukaan kemungkinan lebih besar daripada yang sudah terungkap.

“Ya tidak apa-apa jumlah temuan kasus HIV/AIDS naik. Jumlahnya naik itu karena kami meningkatkan kegiatan untuk menanggulangi HIV/AIDS. Bila dulu ibu hamil tidak kami periksa, sekarang kami periksa. Termasuk pasien TB juga kami periksa sekarang. Kami juga meningkatkan sosialisasi dan penyuluhan. Kalau kami tidak aktif, mungkin temuan sedikit. Kalau temuan banyak, berarti kami aktif bekerja dalam rangka menanggulangi HIV/AIDS,” terang Hargiyanto. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya