SOLOPOS.COM - Suasana Pasar Bahulak yang dikelola BUM Desa Karungan, Kecamatan Plupuh, Sragen. Foto diambil Jumat (1/1/2021). (Espos/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Demi menanggulangi potensi penularan Covid-19, pengelola Pasar Buhulak di Desa Karungan, Plupuh, Sragen, tidak jenuh dalam mengingatkan pengunjung selalu taat pada protokol kesehatan (prokes).

Kepala Desa Karungan, Joko Sunarso, mengatakan pengunjung yang datang ke Pasar Bahulak yang diselenggarakan dua kali dalam sebulan selalu ramai. Lebih dari 2.500 pengunjung datang silih berganti dari pagi hingga siang. Setiap pengunjung yang datang wajib menaati prokes yang meliputi memakai masker, mencuci tangan dan menghindari kerumunan selama berada di pasar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Bagi pengunjung yang tak mau taat prokes, memang dianjurkan pulang. Kalau dia warga sekitar, biasanya akan patuh. Tapi kalau dia datang dari jauh, sebagai orang Jawa, rasanya tidak enak kalau kami minta pulang. Kesannya seperti kami mengusir dia yang datang dari jauh,” ujar Joko dalam talk show dengan tema Pasar Bahulak, Kreasi Wisata Era Pandemi ala Sragen yang digelar Solopos secara virtual pada Jumat (5/11/2021).

Baca Juga: Pasar Bahulak Karungan Sragen Mulai Dipakai untuk Pesta Pernikahan

Bagi pengunjung jauh yang tidak membawa masker, diupayakan mendapat bantuan masker dari pengelola pasar. Joko mengakui potensi kerumunan tetap muncul di Pasar Bahulak. Namun, menurut dia, kerumunan yang muncul biasanya dari kalangan pengunjung yang datang secara berkelompok.

“Kerumunan kecil biasanya di kalangan komunitas. Misal seperti komunitas sepeda yang datang sudah berkelompok. Walau begitu, kami terus mengingatkan mereka untuk tidak berkerumun. Setiap 5-10 menit, kami selalu mengingatkan pengunjung supaya taat prokes,” jelasnya.

Saat ini, terdapat 74 pedagang yang turut memeriahkan Pasar Bahulak. Mereka menjajakkan aneka kuliner tradisional. Sekali dibuka, perputaran uang di Pasar Bahulak bisa mencapai Rp65 juta. Setiap kali dibuka, Pasar Bahulak total melibatkan sekitar 300 orang yang meliputi pekerja seni, pelapak atau pedagang kuliner, panitia, serta pengelola parkir.

Baca Juga: Pasar Bahulak Sragen Raih Sertifikat CHSE dari Kemenparekraf, Apa Itu?

Pasar Bahulak berlokasi di tanah kas desa seluas sekitar 4 hektare yang sebelumnya tidak terawat di Dukuh Sawahan. Pasar yang khusus menjajakkan aneka kuliner atau jajanan tradisional itu pada awalnya digelar setiap selapanan atau 35 hari sekali.

Tingginya antusias warga terhadap pasar ini membuat Pemdes Karungan membuka Pasar Bahulak pada Minggu Pahing dan Minggu Legi. “Jika pandemi sudah terkendali, ada kemungkinan Pasar Bahulak dibuka setiap Minggu bahkan Sabtu,” jelas Joko Sunarso.

Sebagai upaya untuk membentengi para pedagang dan pengunjung dari penuralaran virus corona, protokol kesehatan diberlakukan di pasar ini. Sejumlah wastafel berjajar di depan gapura masuk Pasar Bahulak. Beberapa botol hand sanitizer terpasang di pintu masuk.

Baca Juga: Pasar Bahulak Sragen Bakal Gelar Kirab Gunungan, Catat Harinya Lur

Dalam rangka menjaga jarak dengan pembeli, semua lapak pedagang dipasangi plastik warna transparan. Demikian pula pada lapak untuk menukarkan uang dengan koin sebagai alat transaksi juga dipasangi plastik transparan.

Beberapa kuliner tradisional yang bisa dinikmati di Pasar Bahulak antara lain sega ketingan, sega loyang, wedang gemblung, pecel gendar, plencing, dan lain-lain. Namun, kuliner yang cukup digemari di Pasar Bahulak adalah wedang gemblung. Wedang gemblung itu terbuat dari ramuan susu, jahe, lombok. Sementara sega ketingan itu isinya nasi, gudangan, gereh bakar dan irisan telur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya