Setelah Siti, Fourcolours Films Merilis Turah

Turah, berangkat dari seting sebuah kampung di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah.

Harianjogja.com, JOGJA-Setelah film Siti berhasil meraih film terbaik FFI 2015, kini Fourcolours Films merilis debut film panjang sutradara muda Wicaksono Wisnu Legowo berjudul Turah. Film berdurasi 83 menit ini diproduseri Ifa Isfansyah. Sedangkan Wicaksono Wisnu Legowo pada tahun 2006 pernah mendapatkan penghargaan spesial dari Dewan Juri FFI untuk film pendeknya berjudul Tobong.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Turah, berangkat dari seting sebuah kampung di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Dialog dalam bahasa Tegal mengalir di hampir seluruh film ini, menjadikan film ini berani berbeda dengan kebanyakan film Indonesia.

Turah menceritakan kerasnya persaingan hidup yang menyisakan orang-orang kalah di Kampung Tirang. Mereka dijangkiti pesimisme dan diliputi perasaan takut. Terutama kepada Darso (Yono Daryono), juragan kaya yang telah memberi mereka ‘kehidupan’. Pakel (Rudi Iteng), sarjana penjilat di lingkaran Darso dengan pintar membuat warga kampung makin bermental kerdil. Situasi tersebut memudahkannya untuk terus mengeruk keuntungan.

Setitik optimisme dan harapan untuk lepas dari kehidupan tanpa daya hadir pada diri Turah (Ubaidillah) dan Jadag (Slamet Ambari). Peristiwa-peristiwa terjadi, mendorong Turah dan Jadag untuk melawan rasa takut yang sudah akut dan meloloskan diri dari narasi penuh kelicikan. Ini adalah usaha sekuat daya dari mereka, orang-orang di Kampung Tirang, agar mereka tidak lagi menjadi manusia kalah, manusia sisa-sisa.

Dikerjakan dalam waktu kurang lebih satu minggu film TURAH menghadirkan banyak seniman Tegal diantaranya Yono Daryono, Ubaidillah dan Slamet Ambari. TURAH akan melakukan world premierenya sekaligus berkompetisi tanggal 28 November 2016 di 27th Singapore International Film Festival. Selanjutnya, tanggal 29 November 2016 akan berkompetisi di 11th JAFF-Netpac Asian Film Festival. (*)