SOLOPOS.COM - Belasan siswa SD dan TK menggelar aksi kepedulian lingkungan di halaman Kantor Gubernur Jateng, Jumat (27/9/2019). (Imam Yuda S./JIBI/Semarangpos.com)

Semarangpos.com, SEMARANG — Belasan siswa sekolah dasar (SD) dan taman kanak-kanak (TK) mendatangi Kantor Gubernur Jawa Tengah (Jateng) di Jl. Pahlawan, Kota Semarang, Jumat (27/9/2019) pagi.

Didampingi orang tuanya, belasan siswa SD dan TK dari berbagai lembaga pendidikan di Kota Semarang ini bertekad menyampaikan aspirasi. Namun, aspirasi yang mereka bawa tidaklah sama dengan kakak-kakak mereka dari kalangan mahasiswa yang menyerbu Kantor Gubernur dan Gedung DPRD Jateng, Selasa (24/9/2019).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Belasan anak-anak ini tak melakukan aksi untuk menentang RUU dan UU yang dianggap bermasalah, seperti RKUHP. Mereka mendatangi Kantor Gubernur Jateng untuk menyuarakan kegelisahan terkait kondisi bumi yang tengah mengalami krisis iklim.

“Dulu sungai banyak ikan, sekarang enggak kan. Dulu banyak belalang, sekarang sulit. Tambah lama, cuaca juga tambah panas,” ujar salah seorang peserta aksi, Roetji, 8, saat melakukan orasi di depan gerbang Kantor Gubernur Jateng.

Ekspedisi Mudik 2024

Roetji tidak seorang diri yang merasakan kegalauan. Ada beberapa anak juga yang memiliki perasaan serupa.

Mereka bahkan rela berpanas-panasan di depan Kantor Gubernur Jateng guna menyampaikan kegelisahan itu. Sebelum menggelar aksi di depan Kantor Gubernur Jateng, belasan anak ini juga melakukan long march dari depan Masjid Baiturahman di kawasan Simpang Lima Semarang.

Demo kabut asap

Salah seorang peserta aksi kepedulian lingkungan hidup membentangkan poster di depan Kantor Gubernur Jateng, Jumat (27/9/2019). (Semarangpos.com-Imam Yuda S.)

Koordinator aksi, Ellen Nugraha, aksi anak-anak ini merupakan Karnaval #JedaUntukIklim Semarang yang menjadi bagian gerakan anak muda sedunia Global Climate Strike selama sepekan 22-27 September 2019.

Anak-anak peserta aksi terlibat secara aktif dalam persiapan karnaval. Mereka membuat poster, spanduk, kostum, dan atribut bertema kelestarian alam dan lingkungan.

“Mereka sangat khawatir kalau dunia rusak. Bagaimana jika Semarang tenggelam nanti. Lantas, bagaimana masa depan mereka?” ujar Ellen.

Ellen mengatakan krisis iklim yang terjadi di dunia saat ini memang sudah sangat mengkhawatirkan. Suhu bumi sekarang sudah mencapai 1,1 derajat Celcius.

“Kalau sudah mencapai 1,5 derajat Celcius, bisa-bisa manusia punah. Indonesia sebagai penyumbang emisi gas karbon harus mulai aware dengan kondisi ini,” ujar Ellen.

Ellen berharap dengan aksi ini akan mematik kepedulian para stakeholder, terutama pemerintah. Pemerintah lebih peduli dengan kondisi lingkungan terutama saat mengeluarkan kebijakan atau peraturan daerah.

“Seperti tidak memperbanyak kawasan industri, menjaga hutan dan mencegah kebakaran hutan atau karhutla,” ujarnya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya