SEOUL – Setelah sukses meluncurkan roket jarak jauh dan menempatkan satelit ke orbit Bumi untuk kali pertama, Korea Utara diprediksi segera kembali melakukan uji coba nuklir untuk yang kali ketiga.
Menurut para pengamat, sebuah uji coba nuklir dianggap sebagai tindak lanjut masuk akal menyusul peluncuran roket yang sukses tersebut. Seperti uji coba nuklir yang dilakukan negara komunis itu pada pada 25 Mei 2009 hanya sebulan setelah peluncuran roket.
Bagi Korut yang dipimpin oleh penguasa mutlak Kim Jong-un, biaya program roket dan senjata nuklirnya diperkirakan Pemerintah Korea Selatan (Korsel) mencapai US$2,8 miliar hingga US$3,2 miliar sejak 1998. Sedangkan risiko sanksi PBB atau sanksi unilateral tambahan tidak diperhitungkan.
“Korut akan bersikeras semua sanksi itu tidak adil. Jika sanksi dikeraskan, Korut kemungkinan melakukan uji coba nuklir semakin tinggi,” kata Baek Seung-joo dari Institut Analisis Pertahanan Korsel.
Dewan Keamanan (DK) PBB telah membahas tanggapan yang akan diberikan terhadap peluncuran roket jarak jauh Korut, yang disebut sebagai pelanggaran sanksi yang dijatuhkan pada 2006 dan 2009. Sanksi yang dijatuhkan kala itu melarang Korut itu melakukan pengembangan rudal dan nuklir setelah melakukan dua kali uji coba senjata nuklir.