SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, JAKARTA — Setahun lalu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengirim para guru sekolah menengah kejuruan (SMK) Tanah Air ke Jerman. Tahun ini giliran 1.000 guru lainnya akan dikirim ke Singapura.

Di Jerman, para guru diminta mempelajari energi terbarukan, sistem teknologi informasi, mekatronika, dan manajemen pendidikan. Program tersebut terlaksana bekerja sama dengan Hessische Landesstelle für Technologiefortbildung, Jerman. Sementara itu, dalam rangka penguasaan teknologi 4.0, Kemendikbud kerja sama dengan Kementerian Pendidikan Singapura.

Promosi BRI Cetak Laba Rp15,98 Triliun, ke Depan Lebih Fokus Hadapi Tantangan Domestik

“Kita targetkan 1.000 guru, khususnya SMK, dapat belajar di sana pada tahun ini. [Tujuannya] meningkatkan kapasitas guru-guru, terutama dalam penguasaan teknologi 4.0.,” kata Muhadjir seusai bertemu Menteri Pendidikan Singapura, Ong Ye Kung, di Kantor Kemendikbud, Senayan, Jakarta, Rabu (9/1/2019), seperti dilansir laman kemdikbud.go.id.

Menteri Pendidikan Singapura mengatakan Indonesia dan Singapura telah menjalin kerja sama pendidikan cukup lama, seperti pertukaran pelajar dan pelatihan guru. “Kita telah menjalin kerja sama yang baik setiap tahunnya dan kita diskusikan kembali dengan Mendikbud untuk keberlangsungan kerja sama tersebut,” ujar dia.

Kerja sama bidang pendidikan antara Indonesia dan Singapura telah ditandatangani Menteri Pendidikan kedua negara pada 7 September 2017 di sela-sela acara Leaders Retreat di Singapura. Perjanjian kerja sama ini berlaku selama lima tahun.

Pada perjanjian kerja sama tersebut pemerintahan kedua negara akan mendorong dan memfasilitasi pertukaran kunjungan siswa untuk membangun ikatan yang kuat di antara generasi muda dan mempromosikan pemahaman yang lebih kuat tentang budaya, masyarakat, maupun bahasa masing-masing. Selain itu, pertukaran kunjungan guru, tenaga ahli, dan tenaga kependidikan untuk berbagi informasi tentang pedagogi. Pertukaran kunjungan pejabat kementerian kedua negara dalam rangka berbagi informasi mengenai sistem pendidikan.

”Rata-rata kerja sama itu 3-5 tahun, tetapi harus terus diperpanjang. Nota kesepahaman untuk pendidikan secara umum terkait perhatian terhadap guru dan tenaga kependidikan. Tidak hanya guru, tapi juga kepala sekolah dan pengawas. Termasuk juga bagian dari pelatihan guru,” jelas Kepala Biro Perencanaan dan Kerja Sama Luar Negeri Kemendikbud, Suharti.

Kerja sama bilateral di bidang pendidikan antara pemerintah Indonesia dan Singapura telah dilakukan peninjauan pada pertemuan kelompok kerja bersama kedua negara, 6 – 7 November 2017 di Singapura.

Dalam pertemuan tersebut ada beberapa hal yang menjadi fokus kerja sama, diantaranya, pengembangan bahasa, pengembangan guru dan tenaga kependidikan, pengembangan pendidikan anak usia dini, pengembangan pendidikan menengah (sister school dan student exchange), serta pengembangan pendidikan kejuruan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya