SOLOPOS.COM - Kapolda Papua Irjen Pol Mathius Fakhiri di Jayapura, Senin (25/4/2022) petang, membenarkan adanya penembakan terhadap warga sipil di Kabupaten Puncak. (Antara)

Solopos.com, KABUPATEN PUNCAK – Kelompok kriminal bersenjata (KKB) bertindak brutal membakar rumah seorang guru serta menembaki markas Komando Distrik Militer (Kodim) Persiapan di kawasan Gome, Kabupaten Puncak, Papua Tengah.

Kapolda Papua Irjen Pol. Mathius Fakhiri menyebut aksi kekerasan itu dipimpin Jelek Waker dan Numbuk Telenggen.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kejadian pembakaran rumah guru dan penyerangan markas Kodim itu terjadi Selasa (28/3/2023).

“Tidak ada korban jiwa dalam aksi yang dipimpin Jelek Waker dan Numbuk Telenggen,” kata Kapolda Papua di Jayapura, Rabu (29/3/2023).

Fakhiri mengakui akibat maraknya aksi kekerasan yang dilakukan KKB di beberapa wilayah di Tanah Papua khususnya di Provinsi Papua Tengah, pihaknya senantiasa mengingat semua warga agar waspada.

Bagi masyarakat yang bermukim di daerah yang masuk kategori rawan diharapkan senantiasa waspada terutama saat beraktivitas di luar rumah.

“Warga yang berprofesi sebagai tukang ojek hendaknya waspada dan jangan tergiur ongkos yang ditawarkan untuk mengantar ke wilayah yang rawan,” ujar Fakhiri.

Kapolda Papua berharap imbau yang sudah seringkali dikatakan itu hendaknya diperhatikan karena bila lengah maka nyawa menjadi taruhannya.

Kepada anggota Polri, pihaknya juga mengimbau agar tidak mudah terpancing dengan aksi-aksi penembakan yang dilakukan KKB karena ada beberapa kasus memang itu sengaja dilakukan KKB, sehingga anggota keluar dan mengejar tanpa perhitungan yang akhirnya menimbulkan korban jiwa.

“Waspada dan senantiasa berkoordinasi dengan berbagai pihak sebelum mengambil tindakan yang akhirnya berdampak pada kehilangan anggota dan senjata serta amunisi,” tutur Kapolda Papua.

Warga Mengungsi

Sebelumnya diberitakan, teror yang dilakukan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua yang tak kenal henti menghadirkan ketakutan bagi masyarakat setempat.

Puluhan warga Koroptak, mengungsi ke Kenyam, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan dengan berjalan kaki melewati hutan selama empat hari.

Dalam kondisi kelelahan, puluhan warga itu bertemu dengan aparat Satgas Yonif Raider 514/SY Kostrad yang sedang berpatroli.

Aparat pun membantu mengevakuasi warga Koroptak itu ke Kenyam dengan kendaraan.

Komandan Yonif Raider 514/SY Kostrad Letkol Inf Rinto Wijaya dalam keterangan di Jayapura, mengatakan ada 52 warga setempat yang ditemui anak buahnya di tengah hutan.

Puluhan orang itu mengaku sudah berjalan kaki sekitar empat hari dari kampung mereka di Koroptak.

“Saat patroli yang dipimpin Danpos Kendibam di wilayah Kalimin Kapten Inf Mahardika, Minggu(27/3/2023), bertemu dengan 52 warga yang sedang berada di hutan dan ketika ditanya ternyata ingin ke Kenyam,” katanya, seperti dikutip Solopos.com dari Antara, Selasa (28/3/2023).

Dia menjelaskan mereka hendak ke Kenyam karena takut terhadap aksi teror yang dilakukan KKB.

Puluhan warga itu berjalan kaki empat hari dengan membawa harta benda, termasuk ternak babi.

Setelah mendengar keinginan mereka tersebut, selanjutnya tim gabungan TNI-Polri dari Kenyam datang untuk menjemput masyarakat dengan menggunakan beberapa kendaraan.

Setibanya di Kenyam, mereka langsung dibawa menuju Polres Nduga untuk mendapat pelayanan kesehatan oleh tim kesehatan gabungan TNI-Polri dan pemberian makanan secara gratis.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, kata Rinto, kondisi mereka dinyatakan sehat.

“Kami akan memberikan bantuan kepada masyarakat, baik bantuan logistik maupun lainnya, guna menghilangkan trauma akibat teror KKB,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya