SOLOPOS.COM - Ilustrasi menjalani isolasi mandiri. (Freepik)

Solopos.com, SOLO-Setelah dinyatakan sembuh dan menjadi penyintas dari Covid-19, jangan keburu senang dan lega. Pasalnya masih banyak hal yang harus diperhatikan oleh para penyintas.

Meskipun sudah dinyatakan sembuh Covid-19, seharusnya semakin waspada dan semakin patuh prokesnya, semakin menjaga daya tahan tubuh yaitu dengan pola hidup sehat dan vaksinasi. Kriteria sembuh sendiri adalah ketika sudah lepas dari isolasi.

Promosi Kuliner Legend Sate Klathak Pak Pong Yogyakarta Kian Moncer Berkat KUR BRI

Meski pun sudah dinyatakan sembuh Covid-19 masih ada sejumlah risiko yang dihadapi penyintas antara lain reinfeksi dan mengalami long Covid-19. Hal itu diungkapkan dokter RA Adaninggar melalui akun Instagram miliknya @drningz.

“Setelah jadi penyintas Covid-19, setelah dinyatakan sembuh dari Covid-19 apakah itu artinya kita bisa putus hubungan dengan  Covid-19? Tentu tidak. Karena masih ada risiko reinfeksi. Masih ada risiko long Covid-19,” paparnya di Instagram @drningz seperti dikutip pada Selasa (8/3/2022).

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Positif Covid-19, Hyuna Hanya Alami Gejala Ringan

Setelah dinyatakan sembuh Covid-19, maka boleh kembali beraktivitas seperti sedia kala. Bila masih lemas, jangan memaksa untuk langsung kembali ke intensitas aktivitas seperti sebelum sakit dan lakukan secara bertahap, bila sudah tidak ada gejala maka boleh melakukan check up rutin untuk melihat adakah gangguan organ yang terjadi akibat Covid-19.

Beberapa gangguan organ yang bisa terjadi adalah fibrosis paru, fibrosis jantung, gangguan irama jantung, brain fog, diabetes, gangguan kelenjar tiroid, rash kulit, penggumpalan darah, gangguan ginjal, gangguan sistem reproduksi, gangguan sistem pencernaan. Maka dari itu pentingnya kontrol ke dokter terutama bila ada gejala yang menetap. Menetapnya 1 atau lebih gejala selama beberapa waktu setelah dinyatakan sembuh dan bisa menurunkan kualitas hidup, disebut long Covid.

Long Covid-19 ini tidak menular, tetap boleh beraktivitas seperti biasa (disesuaikan toleransi badan), tidak perlu isolasi dan tidak perlu minum obat-obatan khusus Covid-19, dan segera lengkapi vaksinasi Covid-19 karena bisa memperbaiki sebagian gejala long Covid-19.

Baca Juga:  Epidemiolog UNS Solo Ingatkan Bahaya Stres bagi Pasien Covid-19

Cara menjaga daya tahan tubuh setelah sembuh adalah dengan makan makanan bergizi lengkap dan seimbang yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral, cukup tidur 7-9 jam perhari, olahraga konsisten 150 menit/pekan, hindari rokok dan alkohol, manajemen stress psikis yang baik, kontrol penyakit komorbid yang ada, lengkapi vaksinasi bila ada kesempatan dan sudah memenuhi syarat.

Setelah sembuh masih bisa terinfeksi Covid-19 lagi, tergantung bagaimana daya tahan tubuh, jumlah, dan perilaku virus, serta lingkungan yang mendukung. Mutasi virus yang banyak terjadi juga bisa menganggu respon pengenalan antibodi yang bersifat spesifik dan meningkatkan risiko reinfeksi.

Curiga reinfeksi bila ada gejala akut baru (demam, badan linu, nyeri tenggorokan, dll), kontak erat baru (2 pekan terakhir), PCR + dengan nilai CT turun drastis, dan test antigen positif. Orang yang sudah sembuh dari Covid-19 tetap bisa mengalami infeksi ulang (reinfeksi) atau menularkan ke orang lain bila sedang terinfeksi lagi.

Penyintas sangat perlu mendapatkan vaksin Covid-19 karena respons antibodi dan sel memori setelah terinfeksi alami berbeda-beda pada tiap orang dan lebih sulit diprediksi, kemungkinan reinfeksi tetap ada selama masih ada paparan virus di sekitar dan selama ada varian virus, dan vaksin booster dapat meningkatkan perlindungan terutama pada populasi rentan.

Baca Juga:  Ini Alasan Isoman Selesai Tanpa Perlu Menungggu Hasil PCR Negatif

Vaksinasi Covid pertama/kedua atau vaksinasi booster bisa didapatkan pada 1 bulan setelah sembuh Covid-19 (pada Covid-19 yang tidak bergejala/gejala ringan), 3 bulan setelah sembuh Covid-19  (pada Covid-19 gejala berat yang dirawat di RS), untuk vaksinasi booster minimal 3 bulan setelah vaksinasi kedua. Vaksinasi ini diprioritaskan untuk populasi rentan (lansia dan penderita komorbid) Jenis vaksin disesuaikan dengan persediaan dan kondisi masing-masing orang. Bila menderita penyakit komorbid, konsultasikan ke dokter yang merawat dulu untuk memastikan kondisi komorbidnya stabil dan terkontrol barulah layak vaksin.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya